Disodori tabel cicilan, lihat dulu ke dalam kapasitas keuangan. Mampu bayar berapa perbulan (setelah dikurangi sama pengeluaran yang lain).Â
Analisis juga sumber-sumber rutin pemasukan sehingga membayar cicilan serasa bukan memberatkan dan dikejar-kejar tapi dinikmati karena ringan dan tak mengganggu cashflow nasabah.Â
2. Buat daftar kebutuhan yang sifatnya urgent dan akan butuh banyak dana di sepanjang tenor.Â
Tenor kredit ada yang kurang dari 12 bulan, ada yang sampai 4 tahun hingga 10 tahun tergantung barang atau produk jasanya.
Di dalam masa tenor itu, adakah pengeluaran yang lumayan besar yang sifatnya urgent dan memerlukan banyak dana. Saking besarnya sampai mungkin berpotensi membuat cicilan tak terbayar atau harus menunggak.Â
Beberapa diantaranya adalah saat anak harus masuk sekolah, atau saat istri akan melahirkan. Kedua keperluan ini butuh banyak biaya dan sifatnya tidak bisa ditunda.Â
Bila kredit sudah berjalan dan beberapa bulan ke depan akan ada pengeluaran yang menguras finansial, cek dulu stok dana darurat dan tabungan.
Aman bila ada. Namun andai sama sekali juga defisit dan zonk, cobalah membayar langsung di depan untuk beberapa bulan sehingga pada waktu di mana ada di kondisi tersebut, cicilan sudah aman.
Bila ada niat untuk mengajukan kredit baru namun akan berhadapan dengan kebutuhan besar itu beberapa bulan ke depan, cobalah menganalisis kemampuan membayar.Â
Bisa pilih cicilan yang kecil dan ringan atau mungkin dipending dulu karena karema masih cukup stok dana. Itu mungkin opsi yang baik daripada babak belur di tanggal tua.Â
3. Pilih opsi cicilan dan bunga yang sesuai siklus finansial Anda.Â