Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Bila Tertinggal, Dompet Lebih Mudah Kembali Dibanding Handphone?

19 April 2022   19:13 Diperbarui: 20 April 2022   13:55 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture foto dari grup FB_Info kost Labuan Bajo

Just Sharing....

Sebulan lalu seorang teman kelupaan dompet. Bukan meninggalkan di rumah dan tak terbawa, tapi lupa memasukkan kembali ke saku celana seusai keluar dari rumah makan. Ceritanya makan bersama keluarga dan setelah di rumah baru tersadar. 

Besoknya selama seharian pontang-panting mencari tak jua menemukan. Pegawai dan pemilik rumah makan pun tak mendapati. 

Kesulitan bertambah karena area dalam rumah makan tersebut tak dipasang CCTV. Kecuali area parkir dan halaman luar

Capture foto dari grup FB_Info kost Labuan Bajo
Capture foto dari grup FB_Info kost Labuan Bajo

"Mungkin terbawa pengunjung lain. Biasanya kalo ada seperti ini dan kami temukan, akan disimpan," demikian kata si pemiliknya. 

Uang di dalam dompet tersebut sekitar 1 juta. Memang nominal tak besar hanya saja kartu-kartu identitas seperti KTP, NPWP dan beberapa kartu ATM bank tentu sangat berguna untuk aktifitas keseharian. 

Pusing tujuh keliling. Mau difoto dompetnya seperti apa lalu diposting di grup FB atau WA dengan harapan siapa tahu ada yang menemukan, dia malah belum pernah foto dompet tersebut ketika masih dalam kepemilikannya. 

Tak disangka dua hari kemudian, istrinya menemukan unggahan seorang pengguna FB menampilkan foto dompet tersebut lengkap dengan foto KTP suaminya. 

Janji pun dibuat untuk ketemuan. Suami ngga puyeng lagi, istri senang, dan si penemu dompet juga bahagia. Meski uang 1 juta di dompet itu baliknya cuman 500 ribu karena separuh dihadiahkan sebagai balas jasa. 

Mungkin kisah hilang dompet akhirnya kembali ke pemiliknya hanya mimpi indah bagi pemilik handphone (HP) yang bernasib sama. 

Dari fakta dan realita yang ada di masyarakat kita, hilang handphone hampir 95 persen tidak pernah ditemukan lagi sama pemiliknya. 

Sebulan lalu seorang ponakan yang juga mahasiswa keluar makan malam bersama temannya ke sebuah kafe. Jarak dari kosan ke lokasi makan hanya tiga menit naik motor. 

Ketika handphone kelupaan di warung lalu berbalik untuk mengecek, nada masuk sudah dimatikan. WhatsApp hanya centang satu. 

Sejumlah cara digunakan lewat arahan Google yang terhubung email pribadi pun gagal total. Sepuluh menit kemudian handphone yang dulu dibeli dengan harga 2,2 juta itu pun RIP alias Rest In Peace. 

Mati atau dimatikan dalam keheningan entah di mana berada hingga saat ini. Ada puluhan tempat konter handphone dan tempat servis handphone di sekitar lokasi kejadian. Tapi haruskah keliling satu per satu untuk mengecek apakah handphone nahas itu nyasar ke sana? Dan apakah mereka mau membantu mendeteksi dan menilik apakah si pencuri menjual handphone curian? 

Wow...susah sekali. Bahkan mengamati riuh postingan di medsos baik di FB, Twitter atau pembaharuan status WA para kontak, sangat jarang yang memposting terkait penemuan handphone. 

Karena seandainya ada niat mulia dalam hati orang yang tak sengaja menemukan, tentu sudah berkomunikasi dan memulangkan.

Hanya satu aplikasi ampuh yang bisa diinstal bila handphone hilang diambil orang, yaitu aplikasi IKHLAS. Ya ikhlas aja, karena handphone bukanlah dompet dalam perilaku sosial di masyarakat kita. 

Mengapa dompet kurang menarik dibanding handphone ketika terjatuh atau tertinggal? 

1. Faktor motif memperoleh keuntungan

Motif berdasarkan KBBI, salah satu maknanya adalah dorongan atau keinginan untuk melakukan sesuatu dari dalam dari karena rangsangan dari luar. 

Dengan demikian bahwa seseorang bisa punya dua motif manakala menemukan handphone yang tertinggal atau terjatuh. 

Motif pertama melakukan kebajikan dengan mengembalikan. Sadar milik orang lain. Motif kedua niat memiliki demi alasan tertentu. Bisa karena data di dalam handphone tersebut atau faktor uang.

2. Faktor likuiditas, cepat jadi uang.

Likuiditas sederhananya adalah lebih mudah mana dicairkan jadi uang dan secepat apa prosesnya. Menemukan dompet orang atau menemukan handphone orang, jauh lebih likuid handphone. 

Mengembalikan dompet hampir selalu diberi imbalan namun perlu waktu untuk mencari siapa pemiliknya. Uang balas jasa jumlahnya relatif. Namun tidak dengan handphone.

Bisa dijual secepat kilat bahkan sekalipun dikunci dengan password masih dapat dibuka. Yang mau menerima pun banyak apalagi andai dilego murah. Jelek-jeleknya bisa dipakai sendiri dengan mengganti kartu. 

3. Belum ada hukum legalitas pemilik handphone

Begitu banyak kasus handphone hilang karena dicuri atau diambil karena kelupaan dan lalai, salah satunya karena tak ada aturan hukum melarang seseorang membawa handphone mesti tanpa bukti sah kepemilikan. 

Tentu amat sulit membuat kebijakan pengetatan semacam itu karena setiap tahun sangat banyak diproduksi oleh pabrikan dengan beraneka fitur. Bisa merepotkan warga dan malah membuat bisnis seluler itu tidak berkembang pesat padahal fungsinya vital. 

Yang ada hanya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terkait registrasi kartu mesti memasukkan nomor KTP dan KK. 

Foto di konter handphone/Dokumentasi pribadi 
Foto di konter handphone/Dokumentasi pribadi 

4. Pola pikir si pengambil bahwa KTP dan ATM di dompet lebih berharga buat si pemilik dibanding data di handphone. 

Ini mungkin salah satu alasan mengapa dompet bisa balik tapi handphone tidak. Apalagi ketika data e-KTP wajib dan terhubung ke pengurusan lain-lainnya. Ada rasa kasihan dan rasa bersalah pada yang menemukan. Tak tega rasanya. 

Beda bila menemukan handphone orang lain yang lalai menjaga. Si pengambil merasa data berupa foto, video, aplikasi, dan lain-lain di dalamnya tersebut kurang penting dibanding KTP, NPWP, Kartu BPJS dan Kartu ATM. Padahal itu berharga bagi si pemilik. 

5. Banyak pengguna handphone tak simpan nomor IMEI dan enggan buat laporan kehilangan ke pihak berwajib.

Meski nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity) ada di setiap handphone yang diproduksi, namun tak banyak warga mencatat atau menyimpan. Padahal dengan nomor IMEI bisa dibantu oleh pihak berwajib untuk melacak. 

Selain itu mengurusi laporan semacam handphone hilang bagi sebagian orang terkadang terkendala di waktu. Lain hal bila harga handphone di atas 5 juta atau 10 jutaan ala-ala sultan. 

Bila data di dalam handphone bernilai mahal sekali namun bila si pengambil melakukan reset pabrik dari moda pengaturan akan menghapus juga semua data di dalamnya. Mungkin ditemukan barangnya tapi data hilang. 

Mencermati perilaku sosial para pelaku yang bagi mereka lebih seksi handphone dibanding dompet dalam tanda petik, sebenarnya tak lepas dari kondisi yang ada, apakah menyuburkan perilaku itu ataukah membatasi. 

Bagian kita selaku pemilik dompet atau pemilik handphone sudah seharusnya senantiasa menjaga dengan baik agar tidak lalai. Bila sebelumnya pernah abai, semoga tidak lagi. 

Penting juga mengarsipkan apa saja dokumen yang penting di handphone atau di dompet sebagai antisipasi bila hilang, antara lain: 

1. Mengirimkan ke email pribadi, baik berupa foto, capture, atau scan karena kapasitas penyimpanan email tak terbatas dan bisa dicari sewaktu-waktu. 

2. Selalu ada foto kopinya yang disimpan di rumah seperti copy STNK, KTP yang bisa digandakan. Manakala hilang bisa digunakan darurat atau untuk proses pengurusan

3. Hubungkan nomor handphone ke email pribadi dan simpan semua kontak via email. Bila hilang handphone, kontak masih bisa dipulihkan.

4. Ini ngga wajib cuma pilihan yang ada gunanya juga, yakni pasang wallpaper foto selfie atau foto bersama pasangan atau keluarga. 

Bukan tujuannya narsis, namun bila handphone tertinggal atau diketemukan orang lain, bisa membantu mengenali siapa pemilik handphone tersebut. 

Saya pernah ketinggalan handphone di kapal feri penyeberangan Lombok-Bali karena berangkat malam dan dicas (charger) dari jam 10 malam sampe bangun jam 5 pagi setelah sandar di dermaga. 

Ada tiga handphone penumpang yang belum diambil karena sudah turun duluan. Ketika naik dan ketemu pegawai kapal yang orangnya sudah berganti, dia belum yakin saya benar salah satu pemiliknya atau cuma ngaku-ngaku.

"Lihat saja wallpaper, mukanya sama kan," kata saya

Itu cuma salah satu keuntungan dengan pasang foto wallpaper pemilik. Meski cara ini mungkin kurang nyaman bagi yang lain, tapi paling tidak setiap orang bisa temukan cara terbaik untuk mengantisipasi. 

Alternatif cara melacak handphone hilang ada di referensi di bawah. Namun bila dengan cara ini juga tak mempan, cukup instal aplikasi IKHLAS...hehe. 

Baca juga : "Hati-hati Penipuan Kontrakan dengan Mencatut Properti Orang Lain" 

Salam

Brader Yefta

Rrferensi ; 

1. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220207120931-37-313399/cara-melacak-hp-yang-hilang-bisa-keadaan-mati-dan-nyala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun