Mereka menyapu bersih semua laga. Apalagi tosser mereka adalah Dio Zulklfli yang juga tosser timnas Indonesia dan paham banget umpan bola yang cocok dengan tipe pemain asing dan pemain lokal seperti Daffa, Malizi dan Doni.Â
Dua pemain asing ini yang dikontrak Manajemen Pak SBY dan AHY yakni Leandro dan Garcia bisa dikatakan sedikit unggul kualitasnya dibanding penain asing tim lain.Â
Mungkin itu penilaian pribadi  dari kacamata saya sebagai penonton. Dengan tinggi badan 2,17 meter, Leandro bisa melakukan smesh di atas blok pemain, baik dari posisi depan atau posisi belakang.Â
Padahal yang ngeblok itu pemain-pemain lawan yang tingginya aja uda di atas 190 cm...Kebayang kan macam mana...hehe. Belum lagi bila berada di depan. Bisa jadi monster blok bagi smesh lawan.Â
Sebagai juara putaran dua, LavAni dan juga JPF berhak atas uang pembinaan bagi klub 15 juta rupiah.
Tiga tim putra lain yang melangkah ke 4 besar adalah JPP, BNI 46 dan Samator. Dua tim terakhir ini sedikit terseok-seok lantaran harus berjibaku dengan KSB dan PBS yang juga punya materi pemain dan pelatih yang mumpuni.
Di sektor putri satu tempat terakhir menjadi kisah menarik antara JPE dan JMP. Pada partai terakhir yang menentukan diantara mereka, JPE menang 3-2 mendapatkan 2 poin.Â
Namun jumlah akumulasi poin JPE hanya berbeda 1 poin dengan JMP yang hanya butuh 1 poin dari laga tersebut untuk lolos ke final four bersama JPF,BJB dan Gresik Petrokimia.Â
Kisah yang nyaris sama namun sedikit berbeda juga terjadi dalam perebutan tempat ke Grand Final.Â
JMP yang memiliki jumlah kemenangan dan kekalahan sama dengan Gresik Petrokimia, harus melepas peluang mempertahankan gelar juara karena kalah rasio poin antar set.
Sebaliknya di sektor putra, Samator yang susah payah menembus Final Four ternyata berhasil sapu bersih tiga kemenangan atas LavAni  (3-2), JPP (3-0) dan BNI 46 (3-0) .Â