Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Hati-Hati Penipuan Kredit Dana di Medsos yang Bukan Pinjol, Kenali Modusnya

24 Maret 2022   13:03 Diperbarui: 24 Maret 2022   19:33 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto capture dari chat WA dan capture FB_Dokpri

Just Sharing....

Dua hari lalu, akun FB (Facebook) bernama Siska Novianti. Nama yang cantik serasi dengan foto di profil. Seorang gadis muda berkulit putih bersih menggunakan hijab. Aduh sudah jelita, soleha pula. Kebayang punya pegawai kayak gini. 

Dua foto Siska menunjukkan dua aktivitas yang berbeda. Satu foto dia bersama rekan-rekan di kantor mengenakan seragam tempat dia bekerja di sebuah koperasi.

Satunya lagi adalah foto close up Siska sedang memeriksa dokumen pinjaman. Ada terlihat BPKB dan KTP juga KK (Kartu Keluarga) milik nasabah. 

Tak ada foto lain lagi hanya postingan yang diunggah Siska. Assalamu'Alaikum Wr_Wb...(Bismillah) Selamat pagi Gaes, selamat beraktivitas. Kami melayani pinjaman berbasis syariah dan online mulai 2 juta hingga 300 juta. 

Tak lupa, pada unggahan di atas, Siska menambahkan bahwa proses cepat tak lebih dari 60 menit dan masa angsuran bisa dipilih dari 12 bulan hingga 60 bulan. 

Dia juga tidak lupa meninggalkan nomor WA agar bisa dihubungi mereka yang tertarik serta sebuah foto tabel simulasi cicilan berbanding pinjaman. 

Pada satu minggu yang lalu, saya juga melihat di pembaharuan status WA penawaran yang mirip mirip.

Kali ini namanya Rina Damayanti. Si Rina ini juga mengenakan hijab. Yang membedakan hanya nama dan foto wajah serta nomor WA. 

Manakala mencoba bertanya lebih lanjut soal rencana meminjam, Rina mengirimkan via WA sejumlah persyaratan dokumen seperti fotocopy KTP, KK dan fotocopy BPKB bila ada dan biaya deposit yang dikatakannya sebagai biaya admin. 

Biaya deposit jumlahnya bervariasi mulai 550 ribu hingga 4,5 juta kurang lebih 10 persen dari pinjaman. Makin besar pinjaman makin tinggi biaya deposit yang harus dibayarkan di depan. Transfer dana akan dilakukan setelah biaya deposit diterima. 

Kolase foto capture dari chat WA dan capture FB_Dokpri
Kolase foto capture dari chat WA dan capture FB_Dokpri

Karena niatnya hanya ingin mengetahui seperti apa dan bagaimana prosesnya, akhirnya saya tak meneruskan lebih lama komunikasi via chat dengan Si Rina 

Namun nenjadi tertarik manakala beberapa hari kemudian selain akun Siska Novianti yang dilihat di FB, juga di twitter ada penawaran serupa atas nama Nia Salsabila. Hanya nomor WA yang berbeda juga wajahnya.

Menjadi sadar bahwa akun ini bisa saja adalah sebuah sindikat penipuan ketika salah seorang pengguna akun FB berkomentar bahwa dia pernah ketipu 1,5 juta gara -gara kejebak sama penawaran seperti ini. 

Dia hendak meminjam 15 juta namun setelah transfer uang deposit sebesar itu pinjaman tidak ada realisasi. Menghilang dan uang lenyap tak kembali. 

Umumnya pada lembaga resmi, jarang yang meminta uang deposit di depan tapi biasanya dikurangi dari pinjaman atau ditambahkan ke pokok hutang. 

Saya juga menemukan penawaran yang sama di sebuah grup FB lain atas nama Putri Anastasia. 

Ketika saya mencoba untuk merespons postingannya dengan bertanya apakah ini benar atau penipuan karena sudah ada yang menjadi korban, tak ada balasan darinya sebagai pembelaan atau klarifikasi. Malah beberapa jam kemudian akun itu hilang dan nomornya tak bisa dihubungi.

Kenali modusnya

Rasanya penting bagi kita untuk mengenali modus yang dilakukan orang-orang iseng yang mengambil keuntungan dari kejahatan di media sosial. 

Lewat penipuan penawaran semacam ini atas dasar pengenaan biaya deposit, bisa saja banyak warga medsos yang kejebak dan jadi korban. So bàgaimana mengenalinya? 

1. Selalu berganti akun, tapi postingan tetap sama dan mirip 

Bila ada akun medsos berganti-ganti foto profil dan nama akun serta dan nomor WA atau HP juga terus berubah, rasanya jarang dilakukan oleh orang yang baik dengan maksud dan tujuan yang baik. Dia mungkin punya agenda tersembunyi atau niat jahat untuk mengelabui warga netizen. 

Ada Nia Salsabila, Rina Damayanti, Siska Novianti atau bisa saja ada nama akun berikutnya, ada kemungkinan ini orang yang sama atau rekan lain dari komplotan yang sama. Foto yang mereka gunakan bisa saja diambil dari milik pengguna medsos lain dan bukan foto asli. 

Apalagi untuk membuat sebuah akun di medsos baik di FB, IG atau twitter, bisa dengan memasukkan alamat email, akun FB atau dengan nomor HP.

Bila punya 5 buah kartu seluler, satu orang bisa membuat 5 akun. Begitu mudahnya potensi untuk melakukan kejahatan dengan beraneka akun. 

2. Gunakan logika

Berpikir logis tidak hanya bisa menyelamatkan diri dari sebuah jebakan penipuan, tapi juga mampu mencegah sebelum terlanjur masuk ke dalam perangkap. Ada beberapa hal yang bisa dianalisa dari unggahan akun-akun seperti itu yang rasanya tidak logis. 

Antara lain masak sih sekelas koperasi bisa ngasih pinjaman sampai 300 hingga 500 juta, dengan persyaratan yang semudah itu. Rata-rata tidak banyak koperasi yang punya kecukupan stok dana untuk pinjaman di atas 100 juta. 

Persyaratan yang mudah tanpa survey tanpa data penghasilan bagaimana pemberi dana bisa memastikan si peminjam mampu mencicil?

Tentu ini sudah tak logis apabila dibandingkan dengan tahapan dan prosesnya di lembaga formal resmi.

Selain itu, bandingjan juga cicilan pada tabel simulasi yang mereka posting dengan rata-rata cicilan untuk nominal plafon kredit yang sama di lembaga resmi. Terlalu rendah patut dicurigai, terlalu tinggi apalagi. 

3. Perbanyak literasi keuangan

Beraneka modus penipuan terkait finansial marak belakangan ini. Mengedepankan cara melipatgandakan uang atau cara cepat mendapatkan uang namun menyembunyikan resiko dan konsekuensinya di belakang. 

Tanpa literasi keuangan yang cukup, bisa saja seseorang terjebak dan tertipu. Edukasi finansial terkait hal-hal tersebut sangat berguna di era teknologi digital dan komunikasi tanpa bertemu lamgsung. 

Baik juga bila para korban bisa menulis langsung di medsos pada kolom komentar andai menemukan postingan -postingan yang tujuannya untuk kejahatan finansial.Kiranya dengan pengalaman nyata yang dibagikan tersebut bisa menjadi pengetahuan agar orang lain bisa berhati-hati. 

Baca juga : "Pinjam Uang di Lembaga Keuangan Katanya Riba, Tapi Pinjam Uang ke Teman Nggak Dikembalikan" 

Semoga kita tidak menjadi korban. Salam literasi finansial. 

Brader Yefta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun