Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kabut Sutra Ungu (1979), Dari Dulu Janda Muda Memang Menggoda

15 Maret 2022   18:32 Diperbarui: 15 Maret 2022   18:39 3590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber capture film dari tayangan di youtube

Dari dunia olahraga dalam negeri, ada Yolla Yuliana. Pebolavoli dengan body bak model dan paras cantik namun berstatus janda muda.  Yolla menjadi magnet bagi  penggemar voli Indonesia apalagi saat di arena dengan kostum yang serba terbuka. 

Tentu ada banyak pria baik yang sudah beristri atau masih bujang mendekati para janda muda nan bening bening ini. Itulah yang diangkat dalam Film Kabut Sutra Ungu dari Novel Ike Soepomo. 

Meencoba mengurai lika-liku bagaimana menjadi janda muda dan hidup di tengah kota besar. Bak dua sisi mata uang, seorang perempuan berstatus seperti ini harus menolak godaan para pria padahal janda juga perlu BPJS alias Butuh Pelukan Juga Sentuhan. 

Dahaga lahir dan batin termasuk kebutuhan biologis adalah pergulatan sisi terdalam seorang janda yang kadang dipendam sendiri.  

Bukan pilihan mudah antara jatuh dalam pelukan banyak pria yang tertarik demi alasan seksual atau alasan ekonomi, ataukah tetap menjaga martabat seorang ibu demi anak-anak dari mantan suami dan demi nama baik keluarga besar. 

Tokoh utama dari film yang menjadi nominasi di Festival Film Indonesia tahun 1980 Ini adalah Miranti, seorang wanita muda beranak dua. Miranti yang diperankan Jenny Rachman muda saat itu masih berusia 20 tahun, terasa pas dengan wajah ayu khas indonesia dan dari suku Jawa keluarga menengah.

Suaminya seorang pilot muda di maskapai Garuda. Pasangan keluarga muda ini ibarat di jaman sekarang nenjadi cita-cita para jomblowan dan jomblowati. 

Pengen punya istri cantik atau punya suami ganteng dengan materi yang mapan. Lihat saja rumah mereka dalam film ini yang sudah ada telepon rumah, kamar mandi dengan shower pancuran dan toilet duduk. Padahal ini tahun 1979 lho,  tentu hanya untuk kalangan mampu alias kaya. 

Lika-liku godaan dan tantangan menjadi janda kembang dialami Miranti manakala Hermanto suaminya (yang diperankan Roy Marten muda di usia 27 tahun saat itu), meninggal dalam kecelakaan pesawat tujuan ke Bandara Polonia Medan dari Jakarta. 

Setelah masa berkabung, hidup harus terus berlanjut. Bukan untuk diratapi tapi mesti dihadapi. Seperti pesan ayahnya saat di pemakaman. Mungkin ini adalah pesan universal. 

" Kuatkan hatimu Nak, sebab bencana dan keberuntungan itu sama-sama anugrah Tuhan" 

Ternyata dalam perjalanan hidup janda muda ini, rentetan cobaan menghampiri dirinya lantaran status dirinya. Takdir memang tak bisa ditolak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun