Program semacam inilah yang disebut refinancing atau secara sederhana maknanya adalah pembiayaan kembali.Â
Mengapa refinancing menjadi fokus?Â
Ada sejumlah alasan melatari mengapa pembiayaan baru dari nasabah-nasabah lama menjadi penting untuk sebuah perusahaan pembiayaan sehingga alokasi sistem, sumber daya manusia, anggaran, dan kebijakan juga kadang diperlukan untuk mengeksekusi program tersebut.Â
Pertama, perusahaan memiliki database nasabah. Ini adalah modal sekalian keuntungan, terutama pada perusahaan-perusahaan berskala nasional atau regional yang sudah lama berdiri dan punya banyak kantor cabang.Â
Mobilitas nasabah yang berpindah domisili pun bisa dilayani karena kehadiran kantor perwakilan di sejumlah kota dan provinsi.Â
Kedua, tren kebutuhan yang bergeser. Dinamika teknologi dan perubahan zaman turut mewarnai keinginan pelanggan.Â
Bila dulu seorang nasabah hanya mengajukan untuk kredit kendaraan, ada kemungkinan nasabah yang sama pada 2 tahun atau 5 tahun kemudian menginginkan punya hunian rumah. Hasrat berubah karena kebutuhan lama sudah terpenuhi.Â
Ketiga, biaya mendapatkan satu nasabah baru lebih mahal dalam petik dibanding nasabah lama dengan kontrak baru. Ini hampir sama dengan analogi beternak versus berburu.Â
Para nasabah lama mungkin harus ditawari program tertentu atau gimmick khusus agar bisa mengajukan pembiayaan baru.Â
Namun itu jauh lebih mudah dibanding dapetin nasabah baru yang masih meraba-raba dan mempertimbangkan untuk kredit di sana.Â
Apa yang harus dipahami nasabah terkait program refinancing?Â