Pakai nama dia tapi saya yang bayar. Kenapa dia percaya mungkin karena sudah seperti teman rasa soaudara atau rasa pacar kalee...hehe.Â
Dengan gaji masih kecil karena karyawan baru dan mata baru meletek tentang bekerja di dunia sekuler, sebuah perjuangan rasanya harus bayar cicilan dari bulan ke bulan.Â
Seperti menantang diri sendiri karena gaji pertama cuma 800 ribu sedangkan cicilan motor 300 ribu selama 24 bulan.Â
Padahal masih bayar kost tahun segitu 200 ribu. Well... saya mesti tahan napas dengan sisa 300 ribu buat makan dan lain-lain sampai gaji bulan depan.Â
Syukur kuliah sudah selesai, jadi ngga ada beban kecuali beban cicilan. Beruntung peluang dapat bonus karena sebagai marketing ke bule-bule ekspatriat dan agen lokal.Â
Dari komisi ditambahkan gaji. Alhasil harusnya 24 bulan cuma 18 bulan sudah lunas karena kadang bayarnya maju.Â
Waktu BPKB sudah di tangan, baru mengerti. Ternyata melunasi cicilan sampai selesai itu sebuah perjuangan karena ujiannya adalah kepercayaan (dari temanku itu) dan temanku itu dipercaya oleh perusahaan pembiayaan juga.Â
Empat tahun sesudah lunas motor, baru mengajukan lamaran ke perusahaan pembiayaan itu. Kemudian ikut tes dan diterima.
Kembali ke kredit, kata kredit berasal dari kata latin credo yang artinya menaruh kepercayaan. Ketika seseorang mengkreditkan sesuatu pada pihak lain, itu berarti dia menitipkan kepercayaan.Â
Dalam banyak hal, masyarakat kita memaknai kepercayaan sebagai amanah. Namun memberi kepercayaan pada seseorang juga mengandung risiko. Bisa- bisa kepercayaan yang dihibahkan disalahgunakan.Â
Bisnis pembiayaan di Indonesia adalah sektor usaha yang tidak akan pernah mati. Salah satu alasannya negara kita belum mampu memproduksi mobil nasional yang layak pakai dan diproduksi secara masal.Â