Mereka terdiam sejenak. Kemudian menggelengkan kepala. Bagi mereka itu tak pernah terpikirkan sebelumnya.Â
Lagipula mereka tak pernah berpikir negatif terhadap para penyewa terkait kebiasan "bongkar pasang" terhadap properti kos.Â
Bisnis kamar kos antara kamar kosong dan kamar terisi perabotan.Â
Kita mengenal kamar kos tak hanya jenis kamar yang ada kamar mandi dalam atau kamar mandi di luar, tapi juga kamar kos kosongan dan kamar kos yang dilengkapi sejumlah perabotan tuk beraktifitas.Â
Di masyarakat, terutama di perkotaan, hampir semua tipe kamar kos ini bisa dijumpai. Masing- masing punya kelebihan dan kekurangan. Baik dari segi harga, kenyamanan, segmen peminat, hingga terkait gaya hidup dan kebiasaan.Â
Menemukan kos yang cocok dengan jiwa dan diri penyewanya  kadang susah- susah sulit. Setali tiga uang dengan pemilik kos yang tak bisa menebak di awal apakah anak kost ini akan baik ato tidak baik - baik saja seperti lagunya Judika..hehe.Â
Ketika si empunya kos memulai bisnis kos dengan kamar terisi perabotan standar, yang ada dalam benak mereka adalah si penyewa akan nyaman, aman dan rajin membayar.Â
Lain lagi andai si pemilik kamar sewaan itu membiarkan kamar itu kosong dengan harapan anak kos nya bisa berkreasi sendiri membeli perabotan sesuai jiwanya dan menata sekreatif mungkin. Pada akhirnya kos yang kosongan pun punya peminat sendiri.Â
Pebisnis kamar kos yang sengaja membiarkan kosong tidak selalu harganya lebih murah dari yang terisi perabotan.Â
Seorang teman di Denpasar Bali yang kebetulan ngekost karena ditugaskan di sana, mesti membayar 700 ribu per bulan padahal kamar kosong namun dilengkapi dapur dan kamar mandi doang.Â
Bandingkan dengan seorang kenalan di Mataram NTB dengan ukuran kamar yang sama cuman bayar 500 ribu per bulan.