Ibu Subangun dan Pak Jarwo, sebut saja begitu nama mereka, adalah mantan nasabah dulu di kantor. Selain punya sejumlah usaha utama, bisnis kos- kosan ini usaha sampingan yang sudah sekian tahun dikelola.Â
Menurut penuturan beliau, dulunya ada lahan kosong milik mereka lalu didirikan 8 kamar kos. Harga kamar di tahun 2022 ini dibanderol 500 ribu per bulan masih sama dari tiga tahun silam meski harga listrik PLN sudah naik.Â
Kamar- kamar tersebut dilengkapi sebuah lemari kayu, meja plastik,kursi, kasur ukuran 2 orang dewasa, tempat tidur, selimut, dua bantal kepala dan 1 bantal guling. Lantainya keramik dengan luas kamar 4 meter X 3 meter. Air dan listrik gratis.Â
Bagi saya sih, termasuk lumayan murah harga segitu dengan beraneka properti sebagai satu paket. Apalagi lokasinya strategis dekat swalayan dan tak jauh dari bandara di kota tersebut yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Ketika ngobrol dengan Si Bapak, Ibu Subangun masih bolak - balik memeriksa lemari bekas tersebut yang sudah dikeluarkan dari kamar yang akan ditempati si anak baru.Â
" Pak, apa kita ganti dengan lemari plastik aja ya biar agak murah dikit. Ini harganya lumayan lho," kata Si Ibu padasuaminya, Pak Jarwo.Â
" Lha kalo anaknya nanti bandingin lemarinya sama kamar - kamar sebelah kan repot juga. Kalo mau di servis dan diperbaiki, ongkosnya kurang lebih sama," jawab Si Bapak.Â
Si Ibu menghela napas panjang. Kemudian ditinggalkannya itu lemari dan beranjak duduk bersama saya dan Pak Jarwo.Â
" Maaf Bu, Pak, apa dari awal dibangun memang sudah terisi perabot ato sebelumnya kosongan?" tanya saya
" Karena maunya biar yang ngekost nyaman, ya semua kamar dilengkapi Mas," jawab Si Ibu.Â
" Apa Bapak dan Ibu membuat semacam pengumuman atau perjanjian tertulis pada penyewa di awal bahwa properti di dalam kamar tidak boleh dirusak ?" tanya saya lagi