Saya tidak tau apakah banyak pemilik kosan yang mungkin sama dengan beliau, Â yang dulunya perantau bertahun-tahun ke sebuah daerah lalu beranak pinak dan berbisnis jasa penginapam.Â
Poin nya mungkin bukan pada siapa pemilik kosan atau darimana berasal, mau dalam negeri atau bisa saja investor dari luar, tapi pada perilaku si penyewa.Â
Tak bisa juga dijeneralisir bahwa semua penyewa kosan yang merupakan warga asli seperti itu. Karena tabiat, pola pikir dan luapan perkataan yang berpotensi mencederai kebhinekaan kembali ke tanggung jawab dan kontrol masing -masing orang.Â
Rambut boleh sama hitam tapi isi  kepala berbeda. Rambut juga bisa sama sama lurus atau sama -sama keriting, tapi belum tentu sama yang keluar lewat ucapan dan perilaku.Â
Seyogyanya tidaklah bijak berkata seperti itu. Apalagi wilayah NKRI adalah rumah kita bersama dimana saudara sebangsa bisa melakukan migrasi ke barar,ke timur, ke utara atau ke selatan.Â
Toh tak menutup kemungkjnan bahwa warga dari satu daerah juga bisa ada di daerah lain meski bukan warga asli.Â
Pola pikir kedaerahan janganlah dijadikan tameng untuk menghindari tanggung jawab dan pembiaran terhadap norma sosial.Â
Semoga yang baik dan benar tetaplah baik dan benar.Â
Salam,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H