Tak banyak dokter di Irian Jaya pada waktu itu, dibanding wilayahnya yang luas. Apalagi putra daerah yang menjadi dokter. Sangat susah menemukan anak Papua yang cerdas , kalaupun ada, belum tentu mau sekolah dokter.Â
Kalaupun ada dan mau sekolah dokter,saat itu belum banyak beasiswa seperti sekarang (dari Pemda). Tak kuat orang tua membiayai.Â
Dari Bokondini, kemudian sejumlah daerah lain di wilayah pegunungan seperti Yahukimo dan Oksibil dan Jayawijaya hingga menjadi seorang Kepala Dinas Kesehatan.Â
Beliau mendarmabaktikan hidup dan keahlian nya sesuai janjinya yang dibuat saat muda dulu demi pengabdian pada masyarakat. Bahkan hingga pensiun, masih sebagai dokter konsultan. Dan hari ini Tuhan memanggilnya pulang.Â
Selamat jalan Bapa, selamat jalan Dokter, banyak anak -anak Papua sembuh lewat tanganmu. Jejak hidupmu dan pengabdianmu abadi, seperti tunai janjimu pada Ilahi.Â
RIP Dokter Tigor Silaban, 07 Agustus 2021
Penulis : Adolf Isaac Deda
Referensi :Â
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Silaban