Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Hati-hati Penipuan Kredit Dana Cicilan "Super" Murah dan Mengapa Masyarakat Bisa Tertipu

26 Juni 2021   18:35 Diperbarui: 28 Juni 2021   20:21 3732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Pinjaman berdasarkan upadet status WA

Kalo saya aja baru minggu lalu lihat, bukankah ada banyak orang lain juga melihat update status nya. 

Apa yang membuat penipuan semacam ini bertebaran dan menjebak masyarakat?

Mungkin sejumlah hal ini bisa menjadi pendorong pelaku, terutama di masa pandemi Covid seperti sekarang : 

1. Banyak warga kehilangan pekerjaan dan usaha terdampak

Dilansir dari databoks.katadata.com, jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2021 mencapai 8,75 juta orang. Meningkat dibanding tahun lalu 2020 yang hanya 6,93 juta orang. 

Ketika banyak dari masyarakat yang kehilangan sumber pendapatan, demi bertahan hidup dan beralih untuk memulai usaha baru, mereka membutuhkan modal sejumlah dana. 

Komplotan penipuan menyadari kebutuhan warga akibat dampak pandemi dengan memasang perangkap. 

2. Makin susahnya persetujuan kredit di lembaga legal pendanaan karena faktor kehati-hatian

Dampak pandemik mau tak mau memakasa  pengelola pinjaman di bawah OJK semakin mempersempit mereka yang boleh disetujui. Ini sudah dari April 2020 hingga Juni 2021 ini. Alasan kehati-hatian dan relaksasi struktur kredit nasabah  yang belum terlunasi. 

Ketika masyarakat semakin banyak ditolak, kemana mereka berlari mencari pinjaman? Di situlah pinjol diburu dan menjadi sandarannya meski ujungnya bisa ditipu atau diperas. 

3. Kemudahan dan kerahasiaan. 

Mudah secara persyaratan, mudah pula secara akses. Ditambah alasan kerahasiaan. Tak ada yang tahu apakah seseorang meminjam di aplikasi sampai akhirnya orang lain tahu manakala dia bersuara : aku di peras atau aku di tipu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun