Pada dasarnya menemukan pekerjaan yang sesuai bakat dan jiwa masing-masing orang itu berbeda kendati mereka dulunya sama -sama kuliah di jurusan yang sama dan di angkatan yang sama.Â
Kamu ya kamu, teman mu ya teman mu. Rejeki dan garis hidupmu sudah digariskan ilahi, so bersyukur lah dengan apa yang selaras jiwamu.Â
Ketika kamu mencintai apa yang kamu kerjakan, di situlah kamu memberi arti pada orang-orang tercinta, pada komunitas masyarakat, pada daerah dan pada negara.Â
Menemukan mereka yang bekerja pada bidang yang dulunya tak sesuai dengan pilihan studi di universitas, sangat banyak di negeri ini. Hal ini bisa saja karena jiwanya ada di situ, passionnya di sana.Â
Tak menjadi sia -sia ilmu yang diperoleh, karena di pekerjaan itu pun mereka masih bisa menerapkan keilmuan nya atau paling tidak megembangkan cara berpikir secara studi nya dahulu.Â
Dengan makin beragam dan beraneka lowongan pekerjaan, bisa saja kamu terdampar di "pulau yang asing"namun kamu menemukan passion mu dan merasa pulau itu nyaman dan seturut dengan tujuan dalam hidupmu.Â
Saya punya teman cewek saat di SMA. Dia tak hanya paling pintar di kelas hingga tamat, tapi juga terbaik di tingkat propinsi. Meski sama -sama ketrima di PTN, dia jauh lebih bergengsi. Ketrima di ITB.Â
Lima tahun kemudian dia tamat. Sebagai sahabat, saya bangga. Tapi tau dimana dia bekerja kini? Di sebuah yayasan pendidikan sekolah keagamaan.Â
Passion dia adalah bisa bekerja sekalian melayani Pemilik Kehidupan karena sejak sekolah menengah, saya mengenal dia aktif di pelayanan rohani anak muda.Â
Tentu ini melenceng jauh dari keilmuan, di luar dari kebanggaan banyak anak di negeri bila alumni dari PTN top itu harusnya kerja di perusahan A, B, C dan D dengan gaji sekian di atas lulusan dari PT lain yang mungkin secara grade lebih rendah.Â
Apalagi dengan latar belakang tersebut, sangat mudah bagi dia untuk bekerja di mana aja, apalagi di daerah yang memang kekurangan SDM. Â