Tak hanya 1 tapi 2 karena sudah ibaratnya kejar tayang dalam tanda petik.Â
2. Para pria di usia 30-an, sudah ngga mau coba coba lagi.Â
Ini adalah realita. Cukup sudah ngetes kiri ngetes kanan, lirik sana lirik sini.Â
Di usia 30-an hingga ke 40 tahun, para pria bujang sudah tau mau ke mana dalam hidupnya dan karier atau profesi apa yang mau dilakoni.Â
Mereka sudah bukan Rangga dan Cinta, atau Dilan dan Milea layaknya di film-film remaja. Sudah ngga zaman, sudah ngga berpijak di zona itu lagi.Â
Mereka menginginkan sebuah kepastian dan tak mau diputar -putar lagi segala rajukan, manja, dan drama ala-ala anak alay atau tipikal mahasiswa patah hati.Â
Meski pria tak dibatasi usia kehamilan seperti halnya para wanita, namun pada  usia 30 an ini, mereka sudah ingin lebih settle dan stabil, termasuk menikah dan berkeluarga.Â
Selain itu, bisa saja teman-teman sepantaran dan teman-teman nongkrongnya sudah pada sibuk urus istri hamil hingga gendong anak di rumah.Â
Topik obrolan juga sudah berubah sehingga membuat si pria yang masih bujang di usia segitu, sudah tak nyaman dengan komunitas lamanya.Â
Tak semua sih, tapi ada juga yang tetap kompak dan bersahabat.Â
3. Respons keluarga besar dan kesadaran akan kebutuhan untuk berpasangan
Perjodohan atau dijodohkan, bisa jadi inisiatif itu datang dari orang-orang terdekat kala melihat adanya kebutuhan akan pasangan. Tak baik manusia itu hidup sendiri.Â
Orang-orang terdekat itu bisa saja orang tua, keluarga besar, pemuka agama yang dekat dengannya, atasan dan rekan-rekan kerjanya, para sahabat dan teman-temannya.Â