Sekadar saran, bila memang mau buat hari raya pada bulan dan tanggalnya, dana tersebut bisa disimpan agar tak terpakai, bila memang kegunaanya buat biaya di momen tersebut.Â
Pilihannya bisa dialihkan ke tabungan, ke rekening dana darurat, atau didepositokan saja.Â
Pilihan deposito mulai dari 1 bulan, 2 bulan, dan seterusnya, bisa disesuaikan dengan waktunya. Dengan deposito, juga sudah pasti tak bisa diambil atau ditarik-tarik jadi tetap utuh ditambah bunganya.Â
Taulah ya kelemahan manusia kalo ada dana lebih... apalagi dengan tawaran diskon dan promo di mana-mana.Â
Sarannya ya bijak aja sih... Ngga dilarang juga, Cuma pertimbangkan mana yang perlu dan mendesak, mana yang bisa ditunda.Â
Karena kata orang, hidup tidak hanya untuk hari ini saja..hehe. Â Â
3. Apa yang dilakukan untuk THR-THR selanjutnya
Karena terus bekerja, pola memaksimalkan THR keterusan. Di  tahun 2013, karena pengen ganti kendaraan, dana THR-nya ditambahkan ke sana. Sampai sekarang kendaraan tersebut masih kepake. Ada gunanya.Â
Kemudian di tahun-tahun selanjutnya, dimasukkan ke tabungan dana darurat dan deposito, yang tak bisa diambil-diambil, buat jaga-jaga kedaruratan finansial.Â
Atau bisa juga nanti kelak simpanan tersebut buat tambahan DP kredit kendaraan atau kepemilikan rumah, baik secara KPR maupun yang non subsidi, yang di masa pandemi sekarang, harganya rata-rata agak turun.Â
Karena sejak merambah dunia kerja, dalam otak itu, ngga pernah mikir soal THR. Kalau ada syukur, kalau ngga ada juga tetap bersyukur lantaran sudah diberi wadah untuk bekerja mengabdikan dan mengaktualisasi diri.Â
Sebenarnya masing-masing orang punya preferensi investasi dan pos-pos pengeluaran dengan penghasilan yang diterima, karena keperluan dan kebutuhannya juga berbeda.