Terang saja langsung beralibi jelek  Bapak dan Ibu kosan pada penghuni kamar ini, yang sebelumnya di usir  keluar karena sudah  sekian bulan tak  bayar uang kontrak.Dugaan menguat karena yang ngekos di kamar ini  cuman dia sendiri, ngga berdua dengan orang lain.Â
"Gila...belanja segini banyak, kosan 500 ribu 3 bulan aja ngga ada dibayar. Bilang uang nya kepake orang tua nya sakit, padahal sante-sante ngopi di mall besar," demikian curhatan Bapak kontrakkan dalam nada emosi.Â
Saya lalu mencocokkan data di struk belanja dan total belanjaan dalam satu bulan. Gilaa...ngeles juga ni anak, Â mana pake bawa -bawa nama orang tua pula.Â
3. Â Pakaian dalam yang jenis kelaminnya beda.Â
Keanehan lain yang meninggalkan jejak adalah bukti adanya pakaian dalam yang ditinggalkan. Kalo sudah seperti ini, analisa pemilik kontrakkan bisa saja penghuni lama melakukan hal tak senonoh di dalam kamar, lalu bekas CD pasangannya tak kenakan kembali atau ditinggalkan sebagai kenang-kenangan.Â
Atau bisa saja, penghuni punya kebiasaan menyimpang tuk berfantasi seksual dengan mengenakan atau meningkatkan hasrat syahwatnya dengan melihat nya. Atau...jangan -jangan itu milik tetangga kamar...hehe. Ada kemungkina ke sana juga ya. Â
4. Pemilik nya alim dan baik, Â namun meninggalkan buku -buku jihad dan dokumen berbau terorisme.Â
Ini terjadi sebelum Bom Bali 2 di tahun 2005 terjadi. Jadi sekitaran tahun 2004, salah seorang teman kosan keluar dari kos. Dia memang tak dekat dengan saya, hanya saling sapa saja manakala bertemu.Â
Lokasi kamarnya juga cukup jauh dengan saya,  terpisah beberapa kamar. Saat itu, saya kurang  tau apa dia kuliah atau kerja, cuman berasal dari satu daerah di Indonesia yang memang cukup sering adanya berita seputar  terorisme di daerah asalnya.Â
"Mas...coba lihat ini, bekas -bekasnya yang kos di sini," Â ajak Ibu Kosan ketika sore hari saya sewaktu saya ada di kos.Â
Saya pun membuka -buka buku dan dokumen milik penghuni lama tersebut.  Semuanya berbau jihad dan arah-arahnya ke sana. Mau tak mau persepsi saya  terhadap penghuni lama tersebut berubah. Â
"Dia ngapaian aja baca -baca buku ini. Ini lagi Mas, ada foto-fotonya juga dan buku -buku yang tebal -tebal  ini," kata Bapak kos menimpali.Â