Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Aprilia Manganang, Voli Indonesia, dan Jalur Prestasi Menuju Karier

18 Maret 2021   12:23 Diperbarui: 1 April 2021   00:23 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya tulisan ringan dari lapak kopi....

Sebagai salah satu penggemar olahraga bola voli di tanah air, saya memang sering nonton Proliga. Kompetisi kasta tertinggi olahraga tim yang pemainnya terdiri dari 6 orang ini, memang sudah berjalan selama belasan tahun. Mulai pentengin tahun 2008 ato 2009 ketika sponsornya sebuah merk rokok. 

Pernah sekali nonton langsung kala dihelat di Jember, Jawa Timur. Kebetulan masih di Bali waktu itu, sehingga jarak tempuh ke venue pertandingan tak terlalu jauh. Rasanya beda melihat para atlit berlaga di depan mata dengan di depan TV. 

Ada euforia penonton. Bonusnya mungkin bisa mengamati para pevoli wanita yang memang rata-rata punya body prima dan penampilan menarik...Upss. 

Harus dikui, bola voli di tanah  air, memang kalah mentereng dibanding sepakbola. Tak terlalu jomplang jauh  sih, bila dilihat secara animo penonton yang memadati stadion atau gedung olahraga kala ada perhelatan level nasional. Harga tiket Proliga itu juga hampir sama dengan nonton sepakbola di stadion. 

Ini menunjukkan bahwa di bawah sepakbola yang jadi olahraga nomor satu di Indonesia, bola voli atau bola basket bisa masuk sebagai 3 besar atau 5 besar olahraga favorit bagi warga. 

Selain mudah dimainkan oleh warga, kompetisi tarkam alias antar kampung hingga antar kabupaten pun masih sering dilakukan di berbagai daerah. 

Bola Voli dan jalur prestasi menuju karir idaman.

Sepanjang diamati, Institusi Polri adalah salah satu yang sangat berandil besar dalam pembinaan di tanah air. Betapa tidak. Dari jaman saya masih bocah, dan kadang  diajak orang tua tuk menonton di GOR di daerah dulu, sudah ada  klub  dengan nama berbau kepolisian. 

Mulai dari tante-tante polwan hingga om-om polisi. Selain Polri, ada lagi klub berlabel institusi  dan BUMN atau perusahaan daerah. Ketika merantau ke kota besar,menemukan realita yang sama. 

Sejumlah klub berlaga di level kompetisi, baik Livoli atau Proliga, yang biasanya digelar setiap tahun, tak sedikit pemain-pemainnya adalah karyawan atau pegawai internal.Sebut saja di level putri, ada Jakarta Popsivo,barisannya para mbak-mbak polwan. Mabes TNI, punggawanya para kowad. 

Di bagian putra ada Jakarta BNI 46 yang tak sedikit pemainnya adalah karyawan internal di bank milik pemerintah itu. Atau yang paling fenomenal, Surabaya Samator Bhayangkara, yang beberapa personil polisi muda bermain di sana, seperti Randy Tamamilang dan Rivan Nurmuki. 

Jalur menembus karir idaman disediakan demi pembinaan olahraga di tanah air, termasuk di cabang bola voli, baik voli indoor maupun voli pantai. Para anak muda dari berbagai daerah di Indonesia, dengan bakat ditunjang postur yang mendukung, melewati seleksi yang panjang tuk dilirik klub-klub di daerah, hingga diminati klub besar di tanah air. 

Mulai dari level kompetisi sekolah, tarkam, kompetisi kedaerahan hingga terpilih dalam PON atau PORDA (Pekan Olahraga Daerah). Hanya yang terbaik bisa bermain di kasta Proliga, yang menjadi peluang besar tuk dilirik institusi besar di tanah air. 

Aprilia Manganang dan kakaknya Amasya Manganang, hanya salah satu contoh bibit unggul daerah dari kabupaten kecil di Propinsi Sulawesi Utara yang bersinar ketika berada di level nasional. 

Di katagori putra, ada Rendy Tamamilang, nyong Manado ini juga merantau ke Jawa Timur dan bergabung dengan klub besar Samator demi meraih asa masa depan. 

Ke ujung timur Indonesia, tentu kita pernah mengenal nama-nama pebolavoli wanita asal Propinsi Papua yang dulu mewakili Indonesia pada kompetisi negara seperti Kartika Monim, Engel Bertha Kaize, Devota Rahawarin dan Yokbeth Kapasiang. 

Mereka melalui proses panjang di daerah, dan dibawa ke tingkat nasional dan akhirnya menemukan masa depan karir. Ada yang jadi PNS, jadi polwan dan dua yang terakhir kini menikmati pekerjaannya di kedinasan TNi Angkatan Darat. 

Di Indonesia bagian tengah, dari Propinsi NTB, ada Om Agus Salim dan Tante Ni Putu Timi Yudani. Dua legenda bola voli pantai Indonesia yang dulunya sering mewakili NTB dan Indonesia di pertandingan antar negara, kini berkarir sebagai PNS. Tetap intens membina voli pantai di daerah. 

Selain mereka -mereka di atas, masih banyak pebolavoli lain di tanah air,yang ditemukan oleh institusi dan menemukan masa depannya karena torehan prestasi bersama timnas. Yang muda -muda generasi milenial dan Generasi Z, sekarang malah ada di TNI AU, TNI AL, perbankan, BUMN serta perusahan besar lainnya.

Negara wajib menyediakan kesejahteraan masa depan atlit berprestasi karena para anak muda dari berbagai daerah di Indonesia ini, menghabiskan umur dalam proses latihan dan seleksi alam yang panjang di daerah asalnya, agar terpilih membawa nama daerah ke kompetisi nasional. 

Di level kompetisi dalam negeri pun, mereka masih saling beradu dan bersaing, dalam klub masing -masing, dengan harapan membawa nama klub dan moga -moga terpilih masuk timnas. 

Itu karena manakala kompetisi berlangsung, para tim pencari bakat sedang memantau calon potensial. -calon yang potensial dengan kualifikasi tertentu. 

Aprilia Manganang dan sejarah bola voli yang bakal tertulis dan terkenang...

Ketika Bapak Andika Perkasa, menyatakan bahwa pebolavoli wanita berusia 28 tahun ini, secara pemeriksaan kesehatan adalah seorang pria, tentu ini sebuah realita yang mesti diterima. 

Kapasitas beliau selaku pimpinan di kesatuan TNI AD dimana mantan pemain timnas ini tengah berkarir, adalah wujud dari kepedulian terhadap masa depan si atlit dan proses pemulihan identitasnya. 

Dikutip dari Tempo.Co, Aprilia akan menjalani sidang perubahan jenis kelamin dan perubahan nama akan diadakan di Pengadilan Negeri Tondano pada Jumat , 19 Maret 2021.  

"Saya akan hadirkan Sersan Manganang dan orang tuanya di Sidang tersebut dari Mabes AD (Markas Besar Angkatan Darat), yang akan bertindak sebagai saksi," kata Andika kepada Tempo, Senin, 15 Maret 2021.

Tentu ini kabar baik bagi si mantan atlit terkait kelainan hipospadia yang dialami sejak lahir. Tak mudah memang melewati proses yang dialami tubuhnya, bukan karena kemauannya,tapi karena  takdir. 

Beraneka bullyan terkait perawakannya, sejak dia bermain di kompetisi dalam negeri, hingga membela negara di level benua atau regional, malah  menguatkannya tuk memberikan yang terbaik.  

Juara bagi klub yang dibelanya, medali perunggu bola voli bagi Propinsi Sulawesi Utara pada PON 2016 di Jawa Barat, Medali Perunggu bagi Indonesia di Sea Games 2015 dan Medali Perak di Sea Games 2017, serta sejumlah penghargaan lain. 

Kini beraneka prestasi itu, bakal jadi sejarah dan kenangan,bagi sang atlit dan dunia olahraga di tanah air, terkhusus cabang bola voli. 

Baca juga : 5-hal-yang-menarik-dari-tayangan-final-putri-proliga-2015

Salam 

Referensi : 

1. Tempo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun