2. Bisa sebagai bukti ke yang berwenang, dalam tujuannya untuk ketentraman masyarakat.Â
Pihak berwenang itu bisa aparat, bisa juga pemerintah atau pihak swasta, yang mereka -mereka ini berkaitan dengan fungsi dan statusnya sebagai apa dan siapa di masyarakat. Melakukan yang demikian sudah pasti mengganggu ketentraman masyarakat. Selain risih dilihat pengguna lain, Â kita di Indo budaya ketimurannya juga masih sebagai norma.Â
Catatannya mungkin, sekedar saran aja, jangan direkam, lebih baik ditegur saja. Jangan malu menegur orang yang melakukan perilaku senonoh di ruang publik karena setiap orang (termasuk perekam) adalah pengguna ruang publik yang sama.Â
Biasanya pelaku atau pasangannya pasti akan malu karena sadar bukan ruang privacy mereka. Kemungkinan akan berhenti, menjauh dan menghilang atau beralih mencari tempat yang memang diperuntukkan untuk hal yang begituan.Â
Merekam lebih lama hingga selesai, bisa saja perekam dituduh penikmat juga lantaran menikmati tontonan secara live (langsung) dan gratis. Kalo hendak melaporkan sebagai bukti, kan tak perlu harus sampai selesai juga kan...hehe. Â Durasi sekian menit ato detik juga cukup, bahkan cukup difoto aja juga bisa tanpa harus merekam.Â
3. Kita hidup di era jurnalisme warga, namun tetap pikirkan dampaknya.Â
Kini warga biasa bisa jadi jurnalis juga. Paling simpel jadi blogger. Bisa mengamati apa yang menarik di sekitar kehidupan dan menuangkan dalam bentuk tulisan atau video. Ini terbantu juga lantaran media cetak dan media elektronik membuka keran bagi liputan warga.Â
Meski demikian, bahan tulisan atau bahan rekaman, alangkah baiknya ditelaah juga maksud dan tujuan serta kebergunaannya bagi penonton atau pembaca. Dampaknya juga.Â
Mau cuman tuk dipajang di media sosial sendiri semacam twitter, facebook atau instagram, pastikan juga siapa -siapa followernya. Biasanya unggahan semacam video mesum misalnya, sering dibilang pemersatu bangsa karena hampir pasti akan di sebarkan.Â
So,jadi kalo nemu yang gitu-gitu, mending langsung 'setor' ke yang berwenang. Btw kalo tujuannya buat viral, jangan pikirkan keuntungannya tapi juga resikonya.Â
Bila masih satu  daerah atau kenal dekat dengan pelaku, pikirkan juga jangka panjang hubungan sosialnya antara kamu dengan keluarga pelaku dan apa yang menimpa pelaku sehubungan kesalahannya, yang akan berimbas juga pada kehidupan si pereka dan keluarganya. Seperti perekam di Rumah Sakit Dompu yang adalah perawat di sana malah ditetapkan sebagai tersangka karena merekam. Bahaya juga ya...