Apa saja yang berlebihan itu tak baik....termasuk prasangka dan kekuatiran
Apakah overthinking hanya menimpa orang muda? Hanya pada keluarga dengan anak-anak yang masih balita? Ataukah tak terlalu berdampak pada mereka yang secara sosial  ekonomi dikategorikan terpandang? Rasanya tidak.Â
Hampir setiap orang dengan beraneka status dan profesi setidaknya pernah mengalami. Hanya saja kadarnya mungkin berbeda.Â
Bila memang demikian, kira-kira apa saja yang cenderung membuat pelaku overthinking sedemikian terbenam ke dalamnya? Saya mencatat ada beberapa faktor, antara lain:Â
1. Pekerjaan
Beberapa orang membawa beban kerja dari kantor hingga pulang ke rumah. Bahkan di atas tempat tidur pun masih memikirkan bagaimana begini bagaimana begitu.Â
Cenderung yang dipikirkan adalah risiko yang menimpa sehubungan dengan target dan performa, ataukah didera rasa bersalah lantaran ada sesuatu yang salah dilakukannya.Â
2. Keluarga
Kehilangan salah satu keluarga karena meninggal dunia, bagi sebagian orang, overthinking lebih ke arah kesepian dan kesendirian. Saya pernah mengalami ketika almarhumah Mama berpulang sekian tahun silam. Tak dapat tidur beberapa malam, dan hanya menangis mengenang banyak kesempatan yang mis (hilang). Â
Pada beberapa orang tua, bisa mengalami overthinking saking kepikiran karena anak-anaknya mungkin tak sesuai ekspetasi dan harapan. Misalnya bila si anak terlibat pergaulan buruk, hamil di luar nikah, narkoba dan tindak kriminal.Â
Di samping itu anak-anak mengkuatirkan keadaan orang tuanya sehubungan kondisi fisik dan kesehatan yang makin menurun atau dalam katagori parah dan bahaya, atau karena divonis penyakit berat atau didiagnosa positif Covid ditambah adanya penyakit menahun.Â