Bagaimana perkataan orang? Bagaimana diteror terus oleh Prasetyo? Overthinking akut dan parah....akhirnya menjadi tak waras.Â
Papanya yang asli Jogja datang dan memboyongnya dari Jakarta pulang ke Jogja. Malu pada anak perempuan yang dibesarkan dan disekolahkan tinggi, namun perilaku dan akhlaknya tak mencerminkan kesantunan.Â
Terlanjur malu pula pada tetangga dan warga di desanya, dipasunglah Fitria di ruang belakang rumahnya. Wanita muda itu terpenjara dalam pasungan, tak tahu dimana anak dan suaminya.Â
Hanya bernyanyi sinden dan lagu, dengan lirik-lirik sebagai curahan hati yang mungkin mengungkapkan : mengapa hidupku begini? Terbuang tak hanya dari orang -orang tersayang,tapi juga dari kehidupan itu sendiri.Â
Sebuah film menarik, yang  juga menuai penghargaan secara nasional dan internasional. Dari film ini,meski karya sineas jaman dulu, namun kita bisa belajar sesuatu yang penting dalam realitas kekinian.Â
Prasangka, kecurigaan, dibakar cemburuan yang berlebihan dan dipanasi omongan orang, sangatlah berbahaya bagi kesehatan jiwa,mental dan emosi kita. Berhati -hati juga dengan siapa yang berbicara dalam hidup kita.Â
Saring dan seleksi. Terlebih itu, bawa semuanya dan percayakan pada kekuasaan Ilahi. Â Itu rasanya lebih baik dibanding overthinking yang berat. Pesannya mungkin, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Tak boleh dipendam, dibawa santai aja Kakak. Â
Baca juga:Â 4 Lagu Representasi Media Asmara Lintas Jaman, Kamu Generasi yang Mana?
Salam, Â
Refrensi:
1. kompas.com
2. wikipedia.org