Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahaya Overthinking dalam Film "Perempuan dalam Pasungan" (1981) dan Kisah Nyata Anak Seorang Nasabah

21 Maret 2021   19:59 Diperbarui: 22 Maret 2021   15:50 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram @Film_Indonesia

Bagaimana perkataan orang? Bagaimana diteror terus oleh Prasetyo? Overthinking akut dan parah....akhirnya menjadi tak waras. 

Papanya yang asli Jogja datang dan memboyongnya dari Jakarta pulang ke Jogja. Malu pada anak perempuan yang dibesarkan dan disekolahkan tinggi, namun perilaku dan akhlaknya tak mencerminkan kesantunan. 

Terlanjur malu pula pada tetangga dan warga di desanya, dipasunglah Fitria di ruang belakang rumahnya. Wanita muda itu terpenjara dalam pasungan, tak tahu dimana anak dan suaminya. 

Hanya bernyanyi sinden dan lagu, dengan lirik-lirik sebagai curahan hati yang mungkin mengungkapkan : mengapa hidupku begini? Terbuang tak hanya dari orang -orang tersayang,tapi juga dari kehidupan itu sendiri. 


Sebuah film menarik, yang  juga menuai penghargaan secara nasional dan internasional. Dari film ini,meski karya sineas jaman dulu, namun kita bisa belajar sesuatu yang penting dalam realitas kekinian. 

Prasangka, kecurigaan, dibakar cemburuan yang berlebihan dan dipanasi omongan orang, sangatlah berbahaya bagi kesehatan jiwa,mental dan emosi kita. Berhati -hati juga dengan siapa yang berbicara dalam hidup kita. 

Saring dan seleksi. Terlebih itu, bawa semuanya dan percayakan pada kekuasaan Ilahi.  Itu rasanya lebih baik dibanding overthinking yang berat. Pesannya mungkin, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Tak boleh dipendam, dibawa santai aja Kakak.  

Baca juga: 4 Lagu Representasi Media Asmara Lintas Jaman, Kamu Generasi yang Mana?

Salam,  

Refrensi:
1. kompas.com
2. wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun