Salah satunya adalah tak boleh merokok di dekat mesin kapal atau lebih baik tak merokok. Tujuannya adalah resiko dari puntung rokok yang masih menyala bisa menyasar ke mana-mana.Â
Apalagi di atas kapal, semacam kapal fery yang melayani antar selat, biasanya terisi banyak kendaraan dan angin berhembu cukup kuat. Bila salah satu puntung terbawa angin dan menyambar kendaraaan yang terpakir,bisa panjang urusannya. Ini di laut bukan di darat Kakak!
Transportasi rel
Perilaku yang mirip berkaitan dengan rokok juga ditemui kala menumpang tranportasi rel. Tak semuanya sih, cuma masih ada juga yang sudah diingatkan jangan merokok di dalam kabin kereta, masih juga ada yang nekad. Bahkan abunya bisa berceceran ke mana-mana. Ketika diingatkan barulah ngeh. Namun tak menjamin karena penumpang selanjutnya bisa pula melakukan perilaku yang sama.Â
Jadi berkaca dengan perilaku di atas, melebar ke perilaku yang lain dalam kaitannya dengan kebijakan publik yang bertujuan untuk keselamatan bersama, kadang akar masalahnya ada pada kebiasaan warga menterjemahkan aturan di kehidupan sehari -hari.Â
Tentu akan lebih miris bila para pembuat kebijakan juga tak menjadi contoh. Bisa berpotensi menjadi alibi warga dibalik ketidakpatuhannya. Bila sudah demikian, mungkin sebagian kita yang lain akan 'berdamai' dengan perilaku warga sendiri.Â
Mau tegur ngga enak, mau ngga diingatkan juga berbahaya. Mau dikerasin ngga tega, mau secara lembut tapi mangkel juga. Ya sudahlah, mari memulai dari diri masing-masing.Â
Salam,Â
11 Januari, 2021, 14.22 wita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H