Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Petasan Hari ke-4: Natal, Gereja, dan 5 Hal Berbeda, dari Pohon Natal Versi Covid hingga Makanan "Ringan"

25 Desember 2020   15:12 Diperbarui: 25 Desember 2020   15:54 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Natal tahun ini, tak ada lagi teman-teman dari keyakinan dan agama berbeda hadir.

Pertama kali hadiri natal di gereja ini tahun 2012.  Cukup terkejut menyaksikan sejumlah pengunjung yang ikut hadir beda keyakinan. Ternyata beberapa dari mereka adalah warga sekitar yang telah bertoleransi lama dari tahun ke tahun. . 

Sebagian lain adalah teman dan rekan dari para mahasiswa, pekerja dan petugas catering yang menangani konsumsi makan di acara natal (biasanya sajian makanannya prasmanan,bebas dengan beberapa pilihan). Luasnya halaman samping dan belakang, di sulap jadi spot kedai -kedai. 

Ada rombong sate dan soto kambing,rombong makanan padang, serbi-serbi ayam goreng, termasuk kedai minuman panas/dingin. Sudah pasti para pemilik dan pegawai jasa makanan ini beda keyakinan juga. Nah unik -unik pemandangan yang seperti itu tak terlihat lagi di natal kali ini. 

3. Natal sebelum-sebelumnyanya makan 'berat', natal versi pandemik cukup yang ringan saja.  

Sama-sama masih berlimpah makanannya alias banyak banget, cuma beda dalamannya. Bila natal 2019 ke belakang, beraneka sajian langsung diturunkan pemilik dan pegawainya ke halaman gereja, natal kali ini, cukup sekotak kue dan minuman ringan. 

Pertimbangannya selain jumlah jemaat yang akan hadir sudah pasti sedikit (dan itu belum pasti bisa datang apa tidak), juga menghindari kerumunan karena sajian masakan yang enak-enak cenderung bikin orang otomatis mengumpul (apalagi gratis...wkwk). Selain itu demi menghormati aturan satgas covid juga.  

Dokpri_berhubung Covid yang ringan aja kakak
Dokpri_berhubung Covid yang ringan aja kakak
Karena tersisa banyak, saya dikasih  beberapa kotak kue. Saya bawa pulang aja sehabis ibadah dan menjadi teman ngopi saat menulis tulisan ini. Kelebihannya saya bagikan pada yang lain. 

4. Tak ada drama natal, pertunjukkan panggung atau  tari -tarian. 

Ini tradisi rutin di hampir semua gereja di tanah air. Ibadah natal biasanya panitia merancang pertunjukkan panggung semacam drama kelahiran Yesus Kristus, aneka tari dan paduan suara , yang melibatkan sebagian besar kaum muda di gereja. Saya juga dulu waktu muda (berasa tua sekarang...hehe), sering ikutan di pelayanan anak muda. Jadi 'artis dadakan'. 

Di natal pagi tadi, tak ada lagi. Namun demi mengakomodasi keinginan dari jemaat yang ingin menyanyikan pujian atau membacakan puisi natal, Bapak dan Ibu Gembala telah menginformasikan beberapa hari sebelumnya di WA grup, agar mendaftarkan diri terlebih dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun