Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ini Modus Baru "Serangan Fajar", Ajakan Memilih Calon Pilkada

10 November 2020   20:22 Diperbarui: 10 November 2020   20:41 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hmm...saya mengernyitkan dahi. Sedikit mengangguk -angguk. Setelah itu Si Mba terus curcol soal masalahnya itu. Dilanjut lagi dengan topik lain. 

Mungkin dipikir kopi dalam gelas belum habis, 'tuang' terus dengan pecahan beling kehidupan rumah tangga. Hingga ditutup dengan tema pilkada serentak pada Bulan Desember mendatang. 

" Mas pilih nomor XXX juga ya, karena saya dipesan sama Bang Mario, tolong ajakin yang lain milih calon yang sama ," katanya sedikit berbisik 

Hehe...saya akhirnya ketawa. Si Mba juga ikutan ketawa. 

Dalam hati, saya ngga ada urusan dengan  kriminal dan pihak berwajib, belum butuh pengacara. Jadi tak ada timbal balik apapun dalam bentuk 'penggiringan secara halus' terhadap pilihan salah satu paslon dalam pilkada nanti. 

Beraneka modus 'serangan fajar'  pilkada di era pandemi, tatkala uang tak lagi yang utama. 

Susah cari uang di masa Covid menular ke mana -mana lewat manusia, tentu berpengaruh pada modal finansial sebuah tim pemenangan calon. Menariknya di jelang akhir tahun 2020 ini,  di saat warga teramat butuh uang, namun warna -warni 'serangan fajar' bisa jadi berubah bentuk dan tak semeriah pilkada sebelumnya. 

Label resesi ekonomi yang melanda tanah air di kuartal ketiga, disertai meningkatnya PHK dikalangan pekerja, sudah pasti berimbas pada iklim usaha. Modal partai, yang sebagian tak langsung berasal dari pundi -pundi pengurus partai atau kantong pasangan calon, bisa jadi tetap mengalir namun alirannya terbatas. 

Berhitung juga. Andai kalah bagaimana. Bila nantipun menang, iklim usaha dan aset-aset penyumbang PAD (Pendapatan Asli Derah) di daerah lokal, belum bisa diharapkan mengucur deras. 

Pandemik corona, belum ada kepastian kapan akan berakhir. Vaksin nya aja masih uji coba ke tubuh manusia. Namun pesta rakyat memilih calon kepala daerah, ibarat the show must go on. Meski ada sejumlah potensi dan resiko yang jadi kendala. 

PR besar bagi para tim pemenang paslon, adalah kreatifitas merangkul warga, demi menggiring pada pilihan mereka. Salah satu ilustrasi nyata adalah kisah pengamatan saya di atas. Apa yang jadi kelebihan dan keunggulan masing -masing orang dalam tim pemenang, diberdayakan tuk merangkul pemilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun