Just Sharing....
Zaman dulu sulit menjadi terkenal dan dikenal banyak orang. Selain media komunikasi tak sebanyak sekarang, media cetak di era itu juga memberlakukan sejumlah persyaratan ketat agar termuat di halaman media.Â
Makanya laris manis pemilihan gadis sampul dan cover boy yang diikuti ribuan anak muda. Harapannya bisa lolos sebagai finalis dan mejeng di sampul majalah terkenal. Gerbang popularitas ke dunia film, model, dan lainnya makin terbuka.Â
Ada juga sih di masa dulu lewat media radio. Cuma lebih andalkan suara dibanding wajah dan penampilan. Dulu hanya RRI menjangkau seluruh Indonesia. Radio swasta sih banyak hanya siarannya mayoritas lokal di daerah.Â
Di mata kawula muda saat itu, radio masih kurang seksi dibanding majalah dan koran nasional. Oplah media cetak yang disebar ke seluruh Indonesia, jauh lebih banyak dan beragam. Lebih mudah lewat jalur ini untuk dikenal warga di tanah air.Â
Kini eranya generasi yang pernah muda di masa itu, yakni Generasi Baby Boomers, Generasi X dan sebagian Generasi Y, sudah lewat. Tak hanya umurnya makin matang dan rambutnya mulai sedikit beruban. Tapi mereka sudah memproduksi Generasi X dan Generasi Alpha. Yakni anak kekinian kelahiran tahun 1990-an hingga 2011.Â
Tagline pemersatu bangsa saat dulu adalah: TVRI menjalin persatuan dan kesatuan bangsa. Karena TVRI adalah satu-satu nya media yang menyuguhkan paket komplit memanjakan penonton di kala itu.Â
Bisa dengar suara + penampilan fisik + teknik penyajian + iklan + jangkauan nasional. Beda dengan radio yang cuma suara penyiar + iklan. Sebelas dua belas sama media cetak. Hanya tulisan + foto manusia + iklan.Â
Dengan demikian, menjadi YouTuber boleh-boleh saja. Anggap saja seperti di zaman dulu. Anak muda di kala itu mengidolakan para penyiar di TV atau di radio. Dampaknya banyak yang kepengen kerja di bidang broadcasting dan menjadi seperti idolanya.Â