"Daripada diam di rumah. Ini kita semua masih keluarga, kepikiran bikin jualan begini," kata Bibi Siti, wanita berusia 40 tahunan ketika saya tanyakan kok bisa jualan begini.Â
Saya tertarik dengan tersedianya peralatan mencuci tangan dan pembatas berdiri bagi pembeli tuk menghindari kerumunan. Jadi bagi yang mau belanja, disarankan mencuci tangan dulu setelah itu berdiri sejarak 1 meter dari pembatas tersebut dan memilih (menunjuk) makanan dan minuman berbuka yang diminati. Lalu para penjualnya, yakni ibu -ibu ini yang akan mengambil dan memasukkannya ke plastik belanjaan. Cukup kreatif juga ya emak -emak ini...hehe.Â
Selain cara di atas, menjajakan via kendaraan (terutama di kabupaten kota yang belum menerapkan PSBB) di sore hari sebelum berbuka juga boleh. Sudah pasti lengkap dengan peralatan cuci tangan yang sederhana. Sebenernya banyak ide yang bisa di gali di bawah atap rumah bersama pasangan, anak -anak, dan keluarga atau rekan bisnis dan pertemanan.Â
Cara kita beradaptasi dengan krisis (corona) menentukan sejauh mana kita bertahan. Buka pikiran biarkan ide dan kreatifitas mengalir. Itu rasanya lebih baik daripada hanya meratap dan mengeluh karena Corona. Biarkan pemerintah melakukan bagiannya yang terbaik tuk penanganan wabah, dan kita menjalankan yang terbaik tuk kehidupan kita,keluarga kita dan masa depan kita sesuai dengan 'porsi' masing -masing.Â
Tetap Semangat
Salam,
Sumbawa NTB, 03 Mei 2020
19,25 Wita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H