Dari print out rekening koran selama sekian bulan itu dapat terlihat antara lain frekuensi dana masuk atau dana keluar, frekuensi pembayaran cicilan (bila ada) dan besaran nominalnya, rata -rata saldo mengendap dan transaksi lainnya sebagai bahan analisa bagi tim kredit.Â
Termasuk besaran gaji atau THP (take home payment), insentif, bonus, sertifikasi dan bermacam tunjangan lain, Â yang biasanya dibayarkan perusahaan atau kantor pemerintah pada nasabah -nasabah yang berstatus pegawai formal.Â
Misalnya para PNS, karyawan bank atau finance, karyawan di perusahaan tambang, pegawai BUMN dan pekerja -pekerja lainnya. Â
Sudah pasti untuk calon nasabah dengan status formal seperti ini, umumnya merata penggajian dilakukan via transfer bank ke rekening karyawan (rekening pribadi).Â
Bagaimana dengan karyawan non formal atau wiraswasta non formal? Pekerja dan usahawan di sektor ini, sebagian tak memiliki rekening bank. Yang memiliki akun di bank, terkadang hanya memegang kartu ATM untuk tarik dan transfer saja, namun saldo mengendap kecil atau minus.Â
Hal yang dapat dipahami lantaran perputaran pendapatan masuk dan pengeluaran, lebih banyak untuk operasional usaha kecil yang dikelola.Â
Demikian juga karyawan non formal. Lebih banyak menerima gaji tanpa transfer alias dikasi tiap bulan lewat amplop (atau cukup tanda tangan kuitansi gaji). Dengan demikian fungsi ATM beserta rekening tabungan tak penting -penting amat. Beda dengan karyawan formal atau wiraswasta formal.Â
Dua Trik Memanipulasi Rekening Tabungan
Pembiayaan kredit dengan PH besar di atas 50 juta, umumnya calon nasabah akan dimintakan tambahan berupa rekening tabungan. Pembiayaan jenis ini misalnya kredit kendaraan pribadi atau kendaraan komersial (truk, pick up) termasuk kredit rumah.Â
Kita mahfum bahwa harga unitnya saja sudah masuk katagori itu. Namun permintaan data ini tak terbatas pada pembiayaan itu saja, tapi juga bisa pembiayaan dana multiguna dengan agunan BPKB mobil , sertifikat rumah, SK dan lain sebagainya.Â
Besarnya nilai pembiayaan akan sebanding dengan cicilannya. Rata -rata di kisaran jutaan perbulan, kecuali mungkin rumah program subsidi yang angsurannyya bisa 900 an (tergantung harga tanah dan lokasi).Â