Kok bisa? karena dapat ngitung sendiri. Ya bunganya, ya total pokok hutangnya juga. Lebih murah mana dengan masa kredit yang sama. Bila memang dirasakan lebih ringan angsuran per bulan di sana, bisa jadi dia tertarik dan bulan depan sudah punya kontrak di situ.Â
2. Tak ingin punya kredit yang diketahui atasan, rekan kerja dan manajemen di tempat bekerjanya
Ini bisa pula sebagai penyebab. Karena biasanya, karyawan internal yang mengajukan kredit, mesti permisi dahulu alias minta ijin dan info sama atasan langsung atau atasan di atas atasan. Tak hanya ijinnya berjenjang, di beberapa perusahaan, malah kadang persetujuan nya berlapis. Maksudnya, sampai level sekian, baru keluar keputusannya, padahal nilai pinjamannya mungkin ngga besar -besar amat. Bonusnya sejumlah pertanyaan : buat apa, buat siapa, gajimu cukup ngga, dan lain sebagainya.Â
Setekah kontraknya jalan, itu pun pengawasan nya setiap bulan. Karyawan ini sudah bayar belum kontraknya di internal. Karena realitanya adalah, ada segelintir karyawan yang walau kerja di perusahaan pembiayaan dan punya kredit aktif di perusahaan tempat dia bekerja, namun angsuran tak selancar absen kehadirannya di kantor.Â
 Apalagi bila kebijakan di internalnya, tak mewajibkan potong gaji, namun lebih pada kesadaran pribadi. Nah ini yang susah karena rambut bisa sama hitam, kesadaran di kepala dan hati, kadang tak bisa di sama ratakan. Â
3. Menjadi mata -mata dan agen ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi).Â
Selain nomor 1 di atas, nomor 3 ini bisa jadi manfaat dan keuntungan lain ajukan di perusahan tetangga. Pertama si karyawan internal ini memang butuh produknya. Kedua pengen tahu, kok mereka bisa program dan produk seperti itu. Apalagi bila hasil bikinan tim marketing di perusahaan itu, berhasil membuat banyak konsumen atau nasabah tertarik. Hasil dari ATM ini, bisa diterapkan di kantor atau di divisinya langsung bersama tim. Atau bisa jadi sebagai usulan program untuk meningkatkan kinerja
4. Lebih simpel secara persyaratan kredit, meski secara bunga belum tentu
Sudah pasti karyawan internal tahu persyaratan dokumen kredit di tempat dia bekerja. Bila dirasakan agak 'ribet', lebih baik kredit di tempat lain yang lebih simpel dan sederhana. Apalagi bila gaji dan penghasilannya cukup untuk cicilan sekian. Saya jujur, mungkin sedikit termasuk dalam katagori ini, sehingga lebih mudah kredit di koperasi di Pulau Dewata ( seperti tulisan di awal), karena cukup KTP dan agunan saja.Â
Lagipula sudah sekian tahun akrab, dan lancar -lancar saja, meski secara angsuran lebih tinggi dibanding kredit di kantor sendiri dengan nilai pinjaman yang sama.Â
5. Tak ada pembiayaan produk barang atau jasa seperti itu, di kantor sendiri.Â