Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ini 5 Alasan Mengapa Bisa Kredit di Kantor Sendiri, tapi Ajukan di Tempat Lain

25 Juli 2020   20:34 Diperbarui: 26 Juli 2020   13:32 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si kakak senior itu lalu mengajukan ke sebuah perusahaan finance. Jangka waktu dua tahun, tapi tak sampai 24 bulan sudah lunas. Mungkin karena bunganya menurun. Semakin banyak dibayar, semakin cepat berkurang pokok hutangnya (Saya baru tahu bunga menetap, bunga menurun, dan aturan bunga lainnya, setelah menjadi karyawan internal...hehe). 

Pengalaman kredit setelah memutuskan kerja di perusahaan yang memberi kredit

Dalam sebuah tulisan saya di Kompasiana  soal tanggung jawab angsuran, dan kebetulan HL, saya tertarik dengan sebuah pertanyaan dari salah satu rekan K. Saya berterima kasih atas pertanyaan itu, yang memaksa saya harus jujur terhadap apa yang ditulis : Mas Adolf pernah kredit juga ngga? 

Saya suka pertanyaan seperti ini. Mengapa? Karena apa yang kita tulis adalah apa yang sudah dijalankan. Pembaca terinpirasi oleh tulisan sang penulis, bukan saja karena mahir dan lincahnya berpindah kata dan kalimat. Tapi apakah yang dituangkan dalam tulisan itu, adalah apa yang diterapkan, ataukah hanya berusaha mengedukasi pembaca tanpa melakukan itu dalam keseharian atau di profesinya. 

Sudah lebih dari 7 tahun bekerja dan saya juga punya kredit. Dua kontrak di kantor sudah lunas sejak 2015. Sejak 2016, saya memang tak lagi ada kredit di internal perusahaan, meski tawaran selalu datang. Bagaimana di luar kantor? Kontrak terakhir seperti kisah di awal tulisan. Jadi praktis tak ada lagi sekarang. Namun beberapa tahun sebelumnya, saya juga menjadi nasabah di finance lain dan di bank swasta nasional, yang semuanya puji syukur sudah lunas. 

Pengalaman dan tanggung jawab terhadap cicilan, itu menjadi dasar (bagi saya pribadi) untuk menulis soal itu ( di samping pengalaman dan interaksi dengan keseharian nasabah di kantor). Karena kembali lagi pada apa yang ditulis seseorang, sejatinya berangkat dari sejauh mana menerapkannya dalam kehidupannya. Tulisan juga menjadi cambuk dan pengingat bagi diri sendiri. 

Kerja di perusahaan yang ngasih kredit, kok kreditnya di tempat lain

Pernah ketemu teman, rekan, sahabatan waktu kuliah ato sekolah, keluarga terdekat, yang mereka -mereka ini sudah kerjanya di lembaga pembiayaan, namun mengajukan aplikasi pembiayaan di tempat lain. Eitss, jangan salah, ada itu Bro. Termasuk saya salah satunya. Pernah ngga kepikiran, kok ada kecenderungan 'nyebrang' ke perusahaan sejenis padahal tempat dia bekerja juga butuh tambahan konsumen, plus butuh profit dari bunga 

Ini mungkin 5 hal di bawah, yang bisa jadi alasan atau pertimbangan si orang dalam ini pindah ke lain hati. Maksudnya, kredit lintas perusahan. 

1. Lebih ringan cicilannya di 'tetangga sebelah'

Ungkapan rumput tetangga lebih hijau, juga sedikit berlaku di perusahaan pembiayaan. Umumnya lembaga pembiayaan itu, setiap bulan selalu ada program marketing atas produk -produk yang dijualnya, baik berupa barang atau jasa. Mana kala si karyawan internal ini punya kebutuhan, dia cenderung akan membandingkan antara kredit di kantor sendiri atau kredit di luar kantor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun