Terpaksa saya mencari di salah satu klinik kecil yang cukup terkenal, tempat saya biasanya berobat manakala kondisi kesehatan terganggu. Syukur, masih ada dijual masker biasa. Saya membeli dua masker. Cukup murah, lima ribu dapat dua. Â
"Ngga bisa banyak Om. Satu orang dibatasi cukup dua, agar yang lain kebagian juga" tutur Mas pelayannya.Â
Epidemi corona menggeser prioritas kebutuhan, dari tak penting menjadi penting. Berapa lama akan ada dalam fase ini?Â
Ukuran lamanya tak dapat diprediksi. Mungkin bisa sampai bulan depan atau berdampak hingga bulan Mei. Corona ibarat musuh tak terlihat namun jejaknya terpantau.Â
Berperang dengan musuh yang tak kelihatan mungkin cara menghambat agresinya adalah mengenali polanya, membatasi migrasinya dan memperkuat basis sebagai tempat yang tak dapat diinvasi oleh si penyusup.Â
Dan mau tak mau, suka tak suka, harus ada 'harga' yang harus dibayar.Pembatasan jarak sosial,bekerja dari rumah, belajar dari rumah, meniadakan event besar yang berpotensi mengumpulkan banyak orang dalam satu ruang, itu semua adalah harga yang dibayar.Â
Sekalipun mungkin mahal dan ibaratnya berdarah --darah. Konsekuensi pilihannya adalah harta atau nyawa. Namun bila sudah soal keselamatan jiwa, apapun akan diperjuangkan. Sekalipun harus mengesampingkan yang lain.Â
Skala Prioritas dan Ditiadakannya Ibadah Bersama
Dalam menangani epidemi corona di tanah air, langkah pemerintah memesan obat penyembuh dari negara luar adalah tindakan yang SPSM. Penggunaan masker oleh masyarakat bisa jadi masuk dalam TPTM alias tak penting -penting amat dan juga tak mendesak, bila tak perlu.Â
Arahan pemerintah agar sebaiknya meniadakan ibadah bersama sholat jumat bagi teman-teman yang muslim, kebaktian misa dan kebaktian minggu bagi umat katolik dan protestan, dan umat hindu dan budha juga sehubungan perayaan Hari Raya Nyepi di tanggal 25 Maret nanti, adalah kebijakan yang boleh dipandang sebagai SPSM demi membatasi akses penularan Corona antar manusia. Hal yang bijak untuk disikapi dalam kaitannya dengan skala prioritas kendati ada pro dan kontra.Â