Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mengintip 7 Keunikan Penumpang di Atas Kapal Ferry

23 Februari 2020   18:36 Diperbarui: 27 Februari 2020   01:25 3640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Insinyur teknik perkapalan dan arsitek yang mendesain ruang dalam kapal sudah menganalisis kurang lebihnya. Namun ada kalanya masih aja penumpang yang berlaku seperti itu. Tahun berlalu, dekade berganti, kebiasaan masih sama. 

"Oh sudah penuh," kata ibu muda kepada anaknya yang berusia kisaran 6 tahun saat naik bersama saya dari dek 1 ke dek 2 ruang penumpang di kapal ferry di Pelabuhan Poto Tano.

"Masuk aja Bu," ajak saya.

"Di mana kita duduk. Sudah penuh itu Om," jawabnya dalam logat Sumbawa.

Saya melihat bahwa tidak semua kursi itu penuh. Tempat duduk yang seharusnya diduduki dua atau tiga orang, di isi oleh satu orang dengan posisi tertidur. Seakan-akan tanah kapling. Ini punya saya, mungkin demikian di benaknya. Siapa cepat dia duluan. 

Heran saya, ini kursi penumpang apa rebutan sembako. Penumpang yang naik lebih dahulu ke kapal, seakan-akan lebih berhak menduduki. Yang belakangan harus ikhlas, seperti ibu muda tadi bersama anaknya. 

Apa emang ada aturan seperti itu, atau hukum tak tertulis. Sudah pasti bukan aturan kru kapal, tapi kebiasaan penumpang. Duh aduhh...

2. Buang sampah di lantai kapal padahal sudah ada tempat sampah
Saat naik kapal dari Lombok ke Bali, salut sama petugas kapal yang menyediakan wadah tempat sampah. Di dek 2 terdapat beberapa dengan tulisan sebagai penunjuk dan untuk memperjelas. 

Terlihat pula dua atau tiga kantong plastik berukuran besar yang sudah terbungkus dengan isian sampah penumpang. Sepertinya akan dibuang ke darat setelah kapal merapat. 

Namun biarpun ada pemandangan seperti itu, dengan tujuan secara tidak langsung menyadarkan penumpang, namun masih saja ada yang membuang bungkus rokok, air botol kemasan dan bahan sampah lainnya di atas lantai. 

Memang perlu lebih dari sebuah kesadaran. Kalau dengan himbauan tidak bisa, mungkin dengan sanksi. Tapi bila dengan seperti itu,mungkin masyarakat (penumpang) belumlah siap. Ujung-ujungnya balik ke kesadaran juga...hehe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun