Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Topeng Monyet, Bukan untuk Anak Saja

18 Februari 2020   23:29 Diperbarui: 18 Februari 2020   23:42 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri_adolf_topengmonyet_170220
dokpri_adolf_topengmonyet_170220
Saya dan warga yang rumahnya berdekatan dengan arena pertunjukkan jadi tertarik dan mendekat. Beberapa dari mereka mengajak anak-anaknya untuk menyaksikan. Baik yang masih balita atau usianya di atas itu. 

Tak ketinggalan para pengendara yang melintas,terutama roda dua yang menghentikan kendaraannya sementara untuk mengamati tingkah lucu sang monyet. Saya yang semula berpikir hanya saya sendiri yang menonton, ternyata beberapa rekan kerja lain juga menyaksikannya. Saya tahunya setelah melihat update status video mereka di WA. . 

Timbul niat untuk mewawancarai para pengawalnya. Pengen tahu aja, di Sumbawa ini mereka tinggal dimana dan asalnya dari mana. Karena setahu saya, jarang bahkan hampir tidak ada warga asli sini yang memiliki usaha pertunjukkan monyet. 

Saya menunggu sampai selesai sembari mengambil beberapa foto dan merekam atraksinya. Uang sepuluh ribu sudah saya siapkan saat si monyet menghampiri satu demi satu penonton dengan membawa kantong tempat sawer. Berharap mengambil fotonya lebih dekat. 

dokpri_adolf
dokpri_adolf
Usai saweran, sang monyet memperagakan salam selamat tinggal sembari bersimpuh. Hehe...lucu memang. Kami yang menonton tertawa dibuatnya. Para orang dewasa ikut terhibur karena tingkah pola sang pangeran berekor. Atau mungkin para orang tua ini sedang mengenang masa kecil mereka. Entahlah...

Anak-anak usia SD sebagian senang dengan hiburan itu, namun beberapa yang lain ekspresi wajahnya biasa saja. Mungkin takut atau merasa aneh ada hewan dapat beratraksi sedemikian rupa. 

Hal yang jarang ditemukan atau menjadi tontonan di generasi mereka, yakni generasi Z dan generasi Alpha. Sebuah generasi manusia yang lahir dalam rentang tahun 1995 jingga 2024.  

''Nama saya Rasdi. kami dari Surabaya," demikian jawaban singkat salah satu pengawal ketika saya tanyakan asalnya. 

Pertanyaan berikutnya tidak dijawab karena mereka sepertinya tidak mau meladeni pertanyaan. Buru -buru lalu bergegas. Berjalan dengan sang monyet yang melambaikan tangannya kepada kami.Saya mengambil foto sekali lagi saat mereka menuju perempatan lampu merah di samping mesjid terbesar di Sumbawa itu. Menerka -nerka dalam hati. 

Mungkinkah akan lestari atraksi hiburan dengan hewan primata ini ataukah generasi manusia berikutnya lebih suka mengenakan 'topeng'.

Pangeran monyet itu, mungkin buruk secara rupa di mata manusia, namun menghibur secara nyata. Tanpa mengenakan topeng pun, dia sudah terlihat apa adanya. Makin tersiksa dengan leher yang dirantai. Mengundang rasa iba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun