Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siap Siaga Antisipasi Gempa Bumi dan Tsunami, Bisa Lakukan Ini

4 Agustus 2019   16:30 Diperbarui: 4 Agustus 2019   23:10 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gempa Banten_Sumber :viva./yandi.deslatama

BNPB menetapkan tanggal 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional. Harapannya dengan memperingati hari tersebut, timbul sikap waspada dan siaga dalam diri setiap masyarakat terhadap berbagai bencana yang bisa terjadi kapan saja di tanah air. 

Hal ini juga dikarenakan letak wilayah negara kita Indonesia diantara tiga lempeng tektonik, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Hindia Australia. Kondisi ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung api,dan jenis bencana geologi lainnya.

Ancaman bahaya gempa bumi tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia,baik dalam skala kecil maupun skala besar yang  merusak. Satu-satunya pulau di Indonesia yang tidak ditemukan bahaya gempa adalah Pulau Borneo (Kalimantan). Namun kendati tidak masuk dalam resiko gempa, wilayah Kalimantan masih merasakan getaran gempa dari sumber gempa yang berasal di Laut Jawa dan Selat Makasar.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menyebutkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab dalam penyelenggaran penanggukangan bencana. 

Sebaliknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) menjadi penanggung jawab di tingkat nasional, bekerjasama dengan departemen atau kementerian terkait seperti Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan kementerian lain, termasuk di dalamnya TNI, POLRI, BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Peran Serta Masyarakat dan Kesiapsiagaan

Dalam menghadapi ancaman bencana, masyarakat diharapkan memiliki kesiapsiagaan. Tujuan dari adanya kesiapsiagaan adalah untuk keselamatan diri, keselamatan keluarga dan keselamatam warga dalam skala luas. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah-langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Apa saja upaya yang diharapkan? Yang pertama memahami bahaya di sekitar kita. Kemudian memahami sistem peringatan dini dan mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian. 

Selanjutnya ketrampilan mengevaluasi situasi dan inisiatif tindakan secara cepat untuk melindungi diri dan keluarga. 

Dengan rencana yang sudah disiapkan untuk mengantispasi bencana, alangkah baiknya di coba untuk diterapkan melalui simulasi latihan, termasuk di dalamnya latihan mitigasi bencana dengan melibatkan diri dan keluarga juga orang -orang di sekitarnya.

Perhatikan tiga hal utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan kala terjadi bencana :

1. Miliki rencana darurat untuk keluarga dan orang-orang yang  Anda sayangi. 

Rencana ini meliputi dimana tempat berkumpul dan menganalisa ancaman yang bisa saja terjadi. Anda juga harus memiliki nomor kontak(telepon) penting yang akan dihubungi dan rute evakuasi ke titik atau tempat berkumpul. Ajarkan dan tunjukkan lokasi dimana bisa mematikan listrik,air dan gas di dalam rumah/ruangan. 

Tunjukkan juga titik aman berkumpul di dalam rumah/bangunan andai suatu saat terjadi bencana, terutama pada anggota keluarga yang paling rentan, misalnya ibu hamil, penyandang disabilitas, lanjut usia dan anak-anak.

2. Menyimpan sepuluh benda penting yang dibutuhkan kala terjadi bencana. 

Yang pertama stok air minum untuk 3 s/d 10 hari,kedua stok makanan untuk 3 s/d 10 hari, ketiga obat P3K, keempat obat-obatan pribadi, kelima lampu senter dan cadangan batu battere tentunya.  

Yang keenam radio dan ekstra battere, jaman sekarang mungkin tidak semua akses siaran radio ya.Ketujuh ini penting banget, sejumlah uang dan dokumen penting yang sudah diplastikin di dalamnya, yaitu ijasah pendidikan, sertifikat rumah/sertifikat tanah, BPKB kendaraan, dokumen asuransi,surat kepemilikan asset,sertifikat kelahiran yang nantinya diperlukan saat membuat  paspor  atau visa bila suatu saat Anda ke luar negeri. 

Kedelapan, pakaian, jaket dan sepatu untuk dikenakan selama proses evakuasi dan saat berada di lokasi pengungsian. Kesembilan peralatan yang mendukung banget saat mengungsi seperti peluit, sarung tangan, selotip,pisau serbaguna, masker dan pelindung kepala). Yang terakhir kesepuluh,pembersih higienis berupa tissue basah, pembersih tangan dan perlengkapan mandi seperti sabun, sikat gigi, odol,shampoo,dan lainnya. Tentunya di luar catatan sepuluh barang penting ini dan peralatan HP Anda , Anda bisa menambahkan yang lain yang menurut Anda  penting buat diri sendiri dan orang-orang  tersayang.

3. Menyimak informasi dari berbagai media resmi, bukan hoax. 

Saat mengungsi atau  sedang berada di lokasi evakuasi, kita dapat  menyimak informasi dari berbagai media, seperti televisi, radio, berita di internet. Tentunya berita yang resmi dan benar, bukan hoax. Bila berada di posko, tentunya informasi yang resmi berasal dari BNPB, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah).

Terjadi Gempa Bumi, Mesti Bagaimana?

Sumber:monitorday.com_Indonesia rawan gempa diampit tiga lempeng dunia
Sumber:monitorday.com_Indonesia rawan gempa diampit tiga lempeng dunia

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi akibat  tumbukan antar lempeng bumi, aktifitas sesar (patahan), aktifitas gunung api atau runtuhan batuan. Sifatnya merusak, terjadi setiap saat dan dalam waktu yang singkat.Tidak ada yang bisa memprediksi kapan gempa bumi terjadi.Institusi yang berwenang mengeluarkan informasi gempa, termasuk didalamnya besaran gempa,pusat gempa, dan lain sebagainya adalah BMKG. Kita bisa mengaksesnya lewat android atau IOS

Bila Anda berada di dalam rumah, kantor, sekolah dalam ruangan bertingkat (lantai sekian misalnya) manakala terjadi gempa,cobalah lakukan hal-hal dibawah ini untuk melindungi diri :

1. Berlindung di bawah meja untuk menghindari benda --benda  yang mungkin jatuh atau menghindari reruntuhan jendela kaca. Pastikan mejanya terbuat dari bahan kayu dan bukan bahan kaca. Lindungi kepala dengan bantal atau helm. Atau berdirilah dibawah pintu. Bila sudah terasa aman, segeralah berlari keluar

2. Jika sedang memasak, segeralah mematikan kompor dan mencabut semua peralatan yang menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran

3. Bila berlarian keluar ruangan, pastikan tidak menginjak pecahan kaca, pecahan genteng atau material lain. Hindari berlari keluar lalu berlindung dibawah pohon, tiang listrik, atau gedung yang kemungkinan bisa saja roboh atau tumbang

4. Jangan gunakan lift andai sudah terasa goncangan. Lewat tangga darurat saja.Bila sudah dalam elevator, tekan semua tombol dan gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.

5. Kenali bangunan yang memiliki struktur kuat seperti pada sudut bangunan yang biasanya dinamakan kolom yang terhubung langsung ke dasar pondasi. Biasanya insinyur teknik sipil memasang tulangan pada desain untuk mendukung tahanan terhadap daya gempa

6, Ikuti instruksi evakuasi bila sekiranya Anda memang telah berada dalam ruangan bersama petugas keamanan.

Bila berada di dalam kendaraan (mobil) 

1. Yang  pasti akan kehilangan kontrol terhadap  kendaraan bila terjadi gempa bumi besar

2. Menjauh dari persimpangan dan pinggirkan kendaraan di kiri bahu jalan dan berhentilah

3. Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan melalui alat komunikasi lainnya seperti gawai (HP) atau siaran radio di dalam kendaraan

Tsunami, Prabencana dan Saat Bencana, Mesti Ngapain

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan mencapai lebih dari 900 km/jam atau lebih dan lokasinya di tengah laut. Disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut,runtuhan di dasar laut,atau bisa juga diakibatkan letusan gunungapi di laut. Saat gelombang dari laut itu mencapai pantai yang dangkal, teluk atau muara sungai,kecepatannya akan berkurang namun ketinggian gelombang akan meningkat sekian meter dan bersifat merusak.

Sebelum terjadi bencana tsunami, perhatikan dan lakukan beberapa di bawah ini :

1. Ketahui tanda sebelum terjadi tsunami yaitu didahului gempa bumi,intensitas gempa lama dan terasa kuat,air laut surut,bunyi gemuruh dari tengah lautan,banyak ikan menggelempar di pantai yang airnya surut,dan tanda alam lainnya.

2. Memantau informasi dari berbagai media dan sumber resmi , no hoax ya, mengenai potensi adanya tsunami setelah gempa bumi terjadi

3. Segere berlari ke tempat yang tinggi setelah gempa bumi skala besar  terjadi

4. Segera menjauhi pantai dan tidak usah melihat datangnya tsunami. Jangan juga terfokus untuk menangkap ikan-ikan yang terdampar dipantai yang surut

5. Bila mengungsi ke tempat yang tinggi pastikan juga tempat tersebut aman dan tidak rawan bencana.Pastikan juga mengenali jalur tercepat untuk sampai ke sana.

Setelah gempa terjadi dan ada kemungkinan bisa terjadi tsunami atau  mungkin tidak terjadi akan tsunami , beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Jangan berupaya untuk merapihkan kondisi rumah karena bisa saja gempa bumi susulan akan terjadi

2. Jika berada di rumah bersama keluarga, bimbinglah keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan lebih  aman.

3. Tidak semua gempa memicu tsunami. Bila ada potensi tsunami, Anda bisa saja mendengar sirine tanda bahaya atau peringatan dari  petugas berwenang untuk menyingkir dari  daerah pantai. Biasanya untuk proses evakuasi, ada arahan dari petugas keamanan

4. Jika telah berada di dataran yang lebih tinggi, bertahanlah di sana untuk sementara waktu. Karena biasanya gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar  dari gelombang tsunami yang pertama.Dengarkan informasi dari pihak berwenang melalui radio dan alat komunikasi lain.  Jangan pulang sebelum dinyatakan aman.Karena tsunami tidak datang sekali, bisa sampai gelombang yang kelima

5. Hindari jalan melewati jembatan yang mungkin saja strukturnya sudah rapuh setelah gempa sebelumnya. Bila saat proses evakuasi Anda menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera berhenti dan tinggalkan kendaraan Anda setelah menguncinya. Lebih baik melanjutkan evakuasi dengan berjalan  kaki.

6. Apabila Anda sedang berada dalam pelayaran di laut  menggunakan perahu atau kapal,upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan sampai Anda memastikan tsunami telah benar-benar tidak terjadi lagi.

Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantispasi bencana gempa dan tsunami.

Sumber : Buku Saku BNPB 2017.  

Salam kesiapsiagaan,

Sumbawa Besar, 04 Agustus 2019, 15.00 Wita

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun