Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengalaman Kehilangan Dompet dan Tips nya

3 Juni 2019   22:18 Diperbarui: 7 Desember 2020   19:31 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seingat saya dibawa. Tadi bayar sate saya pakai uang dua puluh ribu dari dalam tas. Tidak ada keluarkan dompet. Apa ngga ketinggalan di dalam mobil grab tadi ya?" Saya balik bertanya.

Mulai panik, kalut, bingung. Kita berdua berjalan keluar ke pelataran depan Sarinah. Ahmad berusaha menghubungi sopir grab tadi.Menanyakan apa ada ketinggalan dompet di kursi bagian tengah mobil avansa, tempat saya duduk tadi. Agak kesulitan dia menghubungi karena beberapa panggilan tidak diangkat. Saya duduk termenung di emperan depan, sudah ngga mikir apa --apa lagi. Selain bagaimana caranya menemukan dompet saya.

Beraneka pikiran datang. Bagaimana bila Hari  Selasa pulang ke Sumbawa? Bukankah ada pemeriksaan KTP di bandara? Bagaimana saya harus mengambil uang  karena semua ATM ada di dalam dompet? Bagaimana saya harus membayar ongkos ke bandara? Saya tidak memiliki saudara atau keluarga di Jakarta. Kapan mau mengurus ke Bank karena besok training sampai malam? Bagaimana dengan STNK,SIM, NPWP dan surat --surat lain  di dalam dompet?

Saya tinggal di Denpasar dan tugas di Sumbawa yang beda pulau  beda propinsi,bagaimana saya harus mengurus  itu? Apa saya harus meminta cuti dari kantor? Bagaimana dengan kartu asuransi kesehatan, yang selalu saya bawa kemana-kemana  di dalam dompet. Mengurus itu lama loh untuk mendapatkan pengganti yang baru.

Oh God, what happen to me. You never leave me. Saya berdoa dalam hati meski kekuatiran dan ketakutan akan begini akan begitu bakal terjadi,jauh lebih besar datang kepikiran saya daripada harapan saya untuk menemukan. Sementara Ahmad masih  terus berusaha menghubungi sopir grab itu. Dia juga tidak ada niat lagi untuk berbelanja selain menolong saya untuk menemukan dompet.

Puji syukur akhirnya sambungan telepon terhubung dengan sopir grab. Ahmad berdiri kurang lebih tiga meter dari saya yang duduk terpekur, sehingga saya masih sempat mendengar komunikasi dia dengan sopir grab tersebut. Saya menaruh harap -- harap cemas, semoga dompet itu ada tertinggal di dalam mobil. Dan...hasilnya, sopir grab tersebut  mengatakan tidak ada  satupun dompet dan juga barang yang tertinggal di  dalam mobilnya. YaTuhan!! Kekuatiran dan kepanikan berubah jadi ketakutan, takut ngga bisa balik Sumbawa dan tertahan di Jakarta.

Akhirnya kita balik ke hotel. Apalagi yang mau dilakukan di Sarinah. Niat belanja sudah tidak ada lagi. Pesan WA yang  masuk ataupun panggilan telepon sengaja tidak saya jawab. Nanti di hotel saya pikirkan lagi apa yang harus dilakukan. Mungkin ada solusi yang lebih baik. Atau setidaknya saya bisa lebih  tenang lalu menghubungi keluarga dan teman-teman. Siapa tahu mereka  mungkin pernah mengalami kejadian yang sama dan berbagi jalan keluarnya.

Sesampai di hotel, kami bergegas menuju  lift  agar segera naik ke kamar untuk mengecek. Besar harapan tertinggal di kamar. Namun selagi Ahmad memencet tombol lift, saya meninggalkan dia sebentar dan menghampiri resepsionis yang bertugas.

"Maaf Pak, mau nanya, apa ada menemukan dompet di area lobby. Saya dan teman saya sekitar dua jam lalu meninggalkan hotel dan baru  sadar setelah di Sarinah dompet saya hilang," tanya saya pada dua bapak yang bertugas malam itu. 

"Tunggu sebentar," salah satu dari resepsionis mengambil kunci dan membuka laci dibawahnya

"Apa yang ini?" tanyanya sambil mengeluarkan dompet berwarna hitam dengan garis-garis putih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun