Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jasa Tambal Ban, Pahlawan di Malam Hari

20 Januari 2015   11:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda mengalami bocor ban pada kendaraan bermotor Anda saat melintas di jalanan sepi pada malam hari? Entah Anda menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat, bagaimana Anda merespon bila itu terjadi pada kendaraan Anda ? Di malam sunyi, jauh dari pemukiman penduduk, atau saat melewati jalan lintas kabupaten atau lintas kota, musibah bocor ban dalam, atau robek ban luar, bisa saja terjadi. Penyebabnya bisa tertusuk paku, tergores  benda tajam atau umur ban yang sudah aus dan sudah saatnya harus di ganti.

Lain halnya bila kejadian kempes ban terjadi pada pagi, siang atau sore hari di tengah kota atau tidak jauh dari tempat tinggal kita, biasanya mudah bagi kita untuk mengetahui di mana tempat tambal ban terdekat. Atau kalau memang bocornya sudah banyak dan umur ban dalam atau ban luar sudah saatnya untuk diganti, tinggal ke bengkel terdekat dan minta mekaniknya untuk diganti saja dengan yang baru. Bagi saya bebannya cuma dua saja : satu harus berani capek menenteng sepeda motor itu ke tukang tambal ban, dua beban harga diri (malu) dilihat orang banyak sambil menenteng tunggangan kita. Tapi soal dua beban di atas itu relatif terhadap setiap orang. Ada yang ngga terlalu mikir, mau capek ke, mau malu ke, itu urusan saya, yang penting nih motor bisa jalan lagi. Tapi ada juga yang terlalu mikirin apa kata orang. Biasanya ibu - ibu yang merasa gaul atau cewek - cewek yang merasa cantik...OMG, masa gue cantik dan seksi gini mesti nenteng - nenteng motor, mana berat lagi..Malu kali. Mungkin gitu kali sebagian dari mereka yang berpikir. Lazimnya bila terjadi, biasanya mereka akan menelpon kakak, adik, suami, pacar atau anaknya yang cowok (laki) untuk membantu. Enak memang, punya suami, pacar atau anak yang siaga dan siaba....siap antar jaga dan siap antar bayar.He..he..he..

Andaikata, kejadian pecah ban motor terjadi di tengah malam atau pagi dini hari saat Anda dan pasangan atau dengan anak -- anak sedang melintas di jalanan sepi dan Anda tidak dikenal di situ dan juga Anda juga tidak mengenal daerah tersebut, bagaimana Anda berespon? Marah, kesal, sungut..atau buru - buru buat status di BB...eits...tunggu dulu, yang utama adalah tenang dan segera menanyakan ke rumah terdekat di tempat kejadian apakah ada jasa tukang tambal ban di sekitaran situ.  Syukur - syukur menemukan.

Berbicara tentang ban bocor dan jasa tukang tambal ban di malam hari, saya beberapa kali mengalaminya. Ya selama bertugas di Kota Sumbawa Besar Propinsi NTB, terkadang mesti pulang malam ke kantor bila bila ada kunjungan ke calon nasabah. Hal ini dikarenakan jarak antar kota dan kabupaten yang berjauhan. Dan sebagai daerah yang baru berkembang, jalan utama lintas kabupaten/kota dari Taliwang di Sumbawa Barat sampai dengan Kota Bima juga masih sepi di malam hari. Hanya beberapa titik yang memang ada pemukiman warga dan masyarakat. Melewati tepian sawah, laut dan hutan. Sebagai gambaran, dari Sumbawa Besar ke Kota Taliwang di Kabupaten Sumbawa Barat pulang pergi kurang lebih 6 jam. Dari Sumbawa Besar ke Kabupaten Dompu kurang lebih 5 jam sekali jalan, pulang pergi total 10 jam. Dari Sumbawa Besar ke Kota Bima,sekitaran 7 jam perjalanan sekali jalan. Jadi insiden pecah ban dalam sudah beberapa kali saya alami berkenaan dengan tugas dan pekerjaan. Dan yang terakhir terjadi kemarin malam, tanggal 18 Januari 2015 pukul 22.00 wita.

Setelah 1 jam perjalanan dari Pelabuhan Pototano menuju Sumbawa Besar , di Daerah Utan Kabupaten Sumbawa, motor vario yang saya kendarai mengalami pecah ban dalam belakang. Saya menarik napas sembari menggerutu (dalam hati): kenapa lagi nih motor? Mana sudah jam segini. Di saat saya buru - buru ingin pulang ke rumah, kenapa kok kempes bannya. Padahal masih 1 jam lama perjalanan ke rumah di Sumbawa Besar. Saya membuka dompet mengecek berapa ada uang di dompet saya untuk nanti membayar ongkos tambal ban. Ya Tuhan, sisa 10 ribu. Tadi sewaktu dari Mataram, saya mengurungkan niat untuk mengambil uang di ATM karena saya berpikir nanti di Sumbawa saja. Toh saya tidak membeli apa - apa juga di perjalanan dan berniat cepat - cepat balik ke rumah.Waduh gimana nih ya?

Kurang lebih sekitaran 20 meter di depan saya, ada satu rumah penduduk yang masih terbuka.Setelah mengucapkan salam, saya bertanya apakah ada tambal ban di dekat sini. Seorang bapak dan Ibu, yang kurang lebih berusia 60 tahunan itu menunjukkan sebuah rumah batu, yang sekilas agak sepi namun di depannya ada sebuah ban mobil bekas yang di cat putih dengan tulisan : Melayani Tambal Ban.Bergegas saya menuju kesana sambil menenteng sepeda motor.

"Malam Bapak. Apa bisa tambal ban?'' tanya saya, harap - harap cemas

Bapak itu, yang kurang lebih berusia 35 tahunan, melirik sepeda motor saya sambil berkata," Di ganti saja ya Mas ban dalamnya." Kelihatannya dia tidak ingin lama - lama tambal, biar cepat diganti saja ban dalamnya.

Waduh, uang tinggal 10 ribu di dompet, mana cukup bila di ganti. Mana ada ban dalam baru yang harganya 10 ribu

"Tambal saja deh Pak. Saya ngga bawa uang," jawab saya polos. Habis mau gimana lagi. Tidak ada ATM di dekat situ, paling adanya di Kota Sumbawa Besar, masih 1 jam perjalanan.

Sesaat Bapak tersebut diam, kemudian bergerak ke dalam gudang dan mengeluarkan tungku pemanas di samping motor saya dan mengeluarkan ban dalam saya.Nampak sebenarnya dari raut wajahnya bila dia capek dan mungkin ingin beristirahat (tidur)

" Dari mana Mas?" tanya Bapak itu. Diambilnya compressor dan memasukkan angin ke ban dalam

"Dari Bali Pak..Kemarin saya cuti 2 hari ke Denpasar, dan sekarang balik ke Sumbawa,'' jawab saya

"Tinggal di Sumbawa?"tanyanya lagi

" Saya tinggal di Denpasar, cuma sementara bertugas di Sumbawa Besar," jawab saya

[caption id="attachment_365203" align="aligncenter" width="300" caption="Menambal ban dok pribadi"][/caption]

Oow..dia mengganguk. Akhirnya pembicaran kamipun mengalir. Namanya Pak Eko. Dia menanyakan banyak prosedur yang berkaitan dengan finance. Dia juga menceritakan soal 'bad character' temannya di desa yang dengan sengaja menghilangkan unit yang sedang dalam jaminan kredit. Ujung - ujungnya, temannya itu ditolak aplikasi pinjaman di bank karena terkena BI Checking di finance lain.

"Kasihan teman saya itu Pak, coba kalau dia lurus, pasti dipermudah," katanya sembari memasukkan kembali ban dalam motor saya yang sudah tertambal. Waktu menunjukkan pukul 23.00 wita

"Berapa Pak ongkosnya?" tanya saya. Uang di dompet sisa 10 ribu..he..he..saya takut nanti diminta lebih dari itu. Dimana cari ATM Om? Apalagi pengalaman di Denpasar, ongkos tambal ban di malam hari jauh lebih mahal dari pada di siang hari. Bila siang hari, biasanya kadang sampai 15 ribu, malam hari bisa dua kali lipatnya hingga 30 ribu.

"Sepuluh ribu saja Mas," jawabnya. Thanks God, kata saya dalam hati. Bisa ketemu tambal ban yang baik kaya gini sudah anugerah banget, apalagi mau bantuin di saat seharusnya dia sudah tidur dan beristirahat. Saya menyerahkan kartu nama saya dan mengajak mampir ke kantor bila nanti ke Sumbawa Besar.

Bagi saya, orang - orang seperti Pak Eko itu yang berprofesi sebagai tukang tambal ban di malam hari bisa juga disebut sebagai pahlawan. Paling tidak pahlawan bagi kita yang ketiban pecah ban motor atau ban mobil di waktu dan situasi seperti itu. Di malam sepi, tengah malam, jauh dari pemukiman, jauh dari ATM, jauh dari kota, mereka masih rela membantu dan dihargai cuma 10 ribu rupiah. Bukankah harga 10 ribu itu, bila diukur  tidak sebanding dengan besarnya kesulitan yang kita alami akibat ban motor atau ban mobil yang pecah? Tanpa jasa mereka, bagimana kita bisa cepat sampai tujuan? Belum lagi kerumitan lanjutan akibat pecah ban motor. Bisa - bisa berantakan semua rencana dan jadwal yang sudah diatur. Pekerjaan kecil jasa tambal ban di malam hari memberikan kemudahan yang besar.

Sumbawa, 20 Januari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun