Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jasa Tambal Ban, Pahlawan di Malam Hari

20 Januari 2015   11:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Dari mana Mas?" tanya Bapak itu. Diambilnya compressor dan memasukkan angin ke ban dalam

"Dari Bali Pak..Kemarin saya cuti 2 hari ke Denpasar, dan sekarang balik ke Sumbawa,'' jawab saya

"Tinggal di Sumbawa?"tanyanya lagi

" Saya tinggal di Denpasar, cuma sementara bertugas di Sumbawa Besar," jawab saya

[caption id="attachment_365203" align="aligncenter" width="300" caption="Menambal ban dok pribadi"]

1421701619693034604
1421701619693034604
[/caption]

Oow..dia mengganguk. Akhirnya pembicaran kamipun mengalir. Namanya Pak Eko. Dia menanyakan banyak prosedur yang berkaitan dengan finance. Dia juga menceritakan soal 'bad character' temannya di desa yang dengan sengaja menghilangkan unit yang sedang dalam jaminan kredit. Ujung - ujungnya, temannya itu ditolak aplikasi pinjaman di bank karena terkena BI Checking di finance lain.

"Kasihan teman saya itu Pak, coba kalau dia lurus, pasti dipermudah," katanya sembari memasukkan kembali ban dalam motor saya yang sudah tertambal. Waktu menunjukkan pukul 23.00 wita

"Berapa Pak ongkosnya?" tanya saya. Uang di dompet sisa 10 ribu..he..he..saya takut nanti diminta lebih dari itu. Dimana cari ATM Om? Apalagi pengalaman di Denpasar, ongkos tambal ban di malam hari jauh lebih mahal dari pada di siang hari. Bila siang hari, biasanya kadang sampai 15 ribu, malam hari bisa dua kali lipatnya hingga 30 ribu.

"Sepuluh ribu saja Mas," jawabnya. Thanks God, kata saya dalam hati. Bisa ketemu tambal ban yang baik kaya gini sudah anugerah banget, apalagi mau bantuin di saat seharusnya dia sudah tidur dan beristirahat. Saya menyerahkan kartu nama saya dan mengajak mampir ke kantor bila nanti ke Sumbawa Besar.

Bagi saya, orang - orang seperti Pak Eko itu yang berprofesi sebagai tukang tambal ban di malam hari bisa juga disebut sebagai pahlawan. Paling tidak pahlawan bagi kita yang ketiban pecah ban motor atau ban mobil di waktu dan situasi seperti itu. Di malam sepi, tengah malam, jauh dari pemukiman, jauh dari ATM, jauh dari kota, mereka masih rela membantu dan dihargai cuma 10 ribu rupiah. Bukankah harga 10 ribu itu, bila diukur  tidak sebanding dengan besarnya kesulitan yang kita alami akibat ban motor atau ban mobil yang pecah? Tanpa jasa mereka, bagimana kita bisa cepat sampai tujuan? Belum lagi kerumitan lanjutan akibat pecah ban motor. Bisa - bisa berantakan semua rencana dan jadwal yang sudah diatur. Pekerjaan kecil jasa tambal ban di malam hari memberikan kemudahan yang besar.

Sumbawa, 20 Januari 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun