Mohon tunggu...
Adnino Wanamariq
Adnino Wanamariq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya manusia unik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pentingnya Peran Keluarga terhadap Aktivitas Difabel Perempuan dalam Kemandirian Ekonomi di Ajung

25 November 2022   15:01 Diperbarui: 25 November 2022   15:07 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan adanya koordinasi tersebut peran anggota PERPENCA saling support satu sama lain, sehingga dapat menciptakan suatu motivasi baru terhadap kehidupan Ibu Yayuk dan Mbak Iin meskipun memiliki keterbatasan fisik yang dialaminya. Keluarga sebagai sebuah struktur sosial terdekat juga berperan penting dalam menciptakan dan menopang motivasi mereka berdua, dengan mendukung segala aktivitas yang dilakukan khususnya dalam kemandirian ekonomi.

Meskipun demikian, bukan berarti bahwa keempat fungsi AGIL tersebut telah berjalan dengan sempurna tanpa adanya kendala. Misalnya pada fungsi pemenuhan tujuan (goal attainment), peranan Ibu Yayuk dan Mbak Iin masih belum maksimal dimana pekerjaan yang ditekuni tidak menghasilkan pendapatan yang bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. 

Pekerjaan Ibu Yayuk dalam membuat kue juga bersifat musiman sehingga beliau kurang mampu menghasilkan pendapatan di luar masa-masa tertentu seperti pada saat bulan ramadhan. 

Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh Mbak Iin dalam membuat konten digital masih sebatas hobi dan tidak menjadikannya sebagai sebuah pekerjaan utama. 

Kedua narasumber tersebut memang tidak diperbolehkan untuk mengikuti pelatihan keterampilan kerja oleh orang terdekat yaitu keluarga mereka. 

Alasan yang digunakan oleh keluarganya adalah kekhawatiran dengan kondisi dua narasumber tersebut apabila jauh dari mereka dan khawatir tidak bisa mandiri ketika disana. 

Kekhawatiran lain seperti tidak ada yang membantu bergerak atau berpindah tempat, takut dicelakai oleh orang lain, dan lain sebagainya. Padahal mereka berdua mempunyai keinginan besar untuk memiliki aktivitas dan bisa menjadi individu yang produktif. 

Disinilah seharusnya letak peranan pemerintah berada. Pemerintah perlu meyakinkan pihak keluarga dengan menyediakan fasilitas pelatihan yang lebih inklusif dan mampu menjamin keamanan difabel yang mengikuti pelatihan. 

Dengan demikian, penyandang tuna daksa seperti Ibu Yayuk dan Mbak Iin bisa berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari pelatihan-pelatihan keterampilan kerja, apabila keamanan serta kepastian akan program-program dari pemerintah mampu meyakinkan orang-orang di sekitar mereka. 

Kendala tersebut sayangnya membuat mereka belum bisa merasakan bagaimana rasanya mengikuti pelatihan dan memiliki pekerjaan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Penulis: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun