Mohon tunggu...
Adnan Fauzan
Adnan Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Merupakan seorang mahasiswa yang sedang menempuh S-1 dari Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, menjadi seorang Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dan mendapatkan International Award for Young People Silver Medal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepariwisataan Berbasis Sejarah dan Budaya: Kepariwisataan Sam Poo Kong Pasca Pandemi Covid-19

28 Desember 2022   23:31 Diperbarui: 28 Desember 2022   23:36 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Tempat pemujaan Kelenteng Besar

Kelenteng ini merupakan tempat utama Kelenteng Sam Poo Kong dan pusat dari  seluruh kegiatan yang berada dalam Komplek Kelenteng Sam Poo Kong. Di tempat ini  juga di bangun Goa Sam Poo Baru yang didalamnya terdapat patung Sam Poo Tay  Djien bersama dua orang pengawalnya Lauw Im dan Thio Kee yang dihormati oleh

masyarakat sekitar atas jasa-jasanya. Goa dan kelenteng utama ini tetap dilestarikan  keberadaannya dan juga terdapat sumber air yang tidak pernah kering walau dalam  keberadaan musim kemarau. Goa ini juga dipakai tempat peribadatan umat yang sering  datang ke kelenteng ini.

2. Tempat Pemujaan Dewa Bumi ( Tho Tee Kong )

Dewa Bumi atau Tho Tee Kong adalah dewa yang disembah oleh umat setempat dan  memanjatkan puji syukur kepada dewa tersebut atas diberi kesuburan atas pertanian  panen yang melimpah dan kekayaan alam yang mereka miliki. 

3. Tempat Pemujaan Makam Kyai Juru Mudi.

Tempat ini menurut cerita, Wang Jing Hong merupakan juru mudi dalam pelayaran  Laksamana Agung Cheng Ho. Kyai Juru Mudi ini diyakini sempat sakit dalam  pelayaran Cheng Ho dan berlabuh di pantau Utara Semarang. Untuk menghormati  Laksamana Cheng Ho, ia membangun patung di Goa Sam Poo dan juga menjadikan  tempat tersebut tempar peribadatan.

4. Tempat Pemujaan Mbah Kyai Jangkar.

Ada jangkar besar yang diyakini sebagai jangkar penginggalan dari jangkar kapal  armada Laksamana Cheng Ho, jangkar ini digunakan sebagai alat konsentrasi dalam  sembahyang dan semedi. 

5. Gambar Relief

Gambar relief ini menceritakan tentang perjalanan dari Laksamana Agung Cheng Ho  yang merupakan diorama dan juga terdiri dari tiga bahasa yakni Indonesia, Inggris dan  Mandarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun