Mohon tunggu...
Adnan Fauzan
Adnan Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Merupakan seorang mahasiswa yang sedang menempuh S-1 dari Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, menjadi seorang Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dan mendapatkan International Award for Young People Silver Medal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepariwisataan Berbasis Sejarah dan Budaya: Kepariwisataan Sam Poo Kong Pasca Pandemi Covid-19

28 Desember 2022   23:31 Diperbarui: 28 Desember 2022   23:36 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepariwisataan Berbasis Sejarah dan Budaya 

Perkembangan Kepariwisataan Sam Poo Kong Pasca Pandemi 

Adnan F. Hakim

Universitas Pendidikan Indonesia

cptastroboyy@upi.edu

Perkembangan kepariwisataan berbasis sejarah sekarang sedang menjadi suatu hal yang  digandrumi dalam masyarakat. Sayangnya akibat dari pengaruh covid-19 yang mengharuskan masyarakat berdiam diri  di rumah atau kebijakan PPKM dari pemerintah mengharuskan masyarakat berdiam diri kurang  lebih selama tiga bulan di rumah. Itu membuat tingkat kebosanan di masyarakat meningkat  sehingga setelah kelonggaran yang diberikan pemerintah pada PPKM membuat masyarakat  berbondong-bondong mengunjungi objek wisata tak terkecuali objek wisata berbaasis sejarah dan  budaya yakni salah satunya adalah kelenteng Sam Poo Kong.

Kelenteng Sam Poo Kong ini merupakan suatu objek wisata berbasis sejarah dan budaya.  Kelenteng Sam Poo Kong ini memiliki sejarah yang panjang dan juga berkaitan dengan alkulturasi  budaya antara kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia khususnya Jawa Tengah. 

Sam Poo Kong  ini memiliki beberapa bangunan dan klenteng-klenteng yang tentu menjadi daya tarik tersendiri  bagi masyarakat. Tentu banyak hal yang berubah dari kelenteng Sam Poo Kong ini dari tahun ke  tahun terkait apa saja yang ditawarkan bagi para wisatawan.

Cerita sejarah dan budaya yang ada dalam kelenteng Sam Poo Kong ini menjadi salah satu  daya Tarik wisatawan untuk dating dan berkunjung ke kelenteng ini. Menurut cerita, seorang  laksamana yang agung dan kuat bernama Laksamana Zheng He atau Cheng Ho diberikan tugas  untuk berlayar dan melakukan pertukaran budaya, ia sedang berlayar melewati laut jawa dan disaat  yang sama salah satu awak kapalnya jatuh sakit. Ia memerintahkan untuk membuang sauh dan  merapat ke pantai utara jawa yakni pantai Semarang untuk berlindung di Goa dan mendirikan  sebuah masjid (belum ada bukti yang konkrit) dan sekarang telah berubah menjadi kelenteng.

Namun ada juga satu cerita yang menceritakan bahwa bukan Laksamana Cheng Ho yang  berlayar dan berlabuh di pantai utara Semarang ini. Karna armadanya yang banyak berisi ratusan  bahkan ribuan kapal sehingga ketika salah satu kapalnya sedang ruksak di pantai jawa Laksamana  Cheng Ho meninggalkan kapal yang ruksak tersebut, nahkoda kapal yang ruksak tersebut memilih  untuk berlabuh di pantai utara semarang dan membuat kelenteng di daerah tersebut. Kelenteng  tersebut diperuntukan untuk Laksamana Agung Cheng Ho dan mendirikan pemukiman di pantai  tersebut. 

Selain itu ada daya tarik berupa bangunan-bangunan yang ada dalam kelenteng ini seperti:

1. Tempat pemujaan Kelenteng Besar

Kelenteng ini merupakan tempat utama Kelenteng Sam Poo Kong dan pusat dari  seluruh kegiatan yang berada dalam Komplek Kelenteng Sam Poo Kong. Di tempat ini  juga di bangun Goa Sam Poo Baru yang didalamnya terdapat patung Sam Poo Tay  Djien bersama dua orang pengawalnya Lauw Im dan Thio Kee yang dihormati oleh

masyarakat sekitar atas jasa-jasanya. Goa dan kelenteng utama ini tetap dilestarikan  keberadaannya dan juga terdapat sumber air yang tidak pernah kering walau dalam  keberadaan musim kemarau. Goa ini juga dipakai tempat peribadatan umat yang sering  datang ke kelenteng ini.

2. Tempat Pemujaan Dewa Bumi ( Tho Tee Kong )

Dewa Bumi atau Tho Tee Kong adalah dewa yang disembah oleh umat setempat dan  memanjatkan puji syukur kepada dewa tersebut atas diberi kesuburan atas pertanian  panen yang melimpah dan kekayaan alam yang mereka miliki. 

3. Tempat Pemujaan Makam Kyai Juru Mudi.

Tempat ini menurut cerita, Wang Jing Hong merupakan juru mudi dalam pelayaran  Laksamana Agung Cheng Ho. Kyai Juru Mudi ini diyakini sempat sakit dalam  pelayaran Cheng Ho dan berlabuh di pantau Utara Semarang. Untuk menghormati  Laksamana Cheng Ho, ia membangun patung di Goa Sam Poo dan juga menjadikan  tempat tersebut tempar peribadatan.

4. Tempat Pemujaan Mbah Kyai Jangkar.

Ada jangkar besar yang diyakini sebagai jangkar penginggalan dari jangkar kapal  armada Laksamana Cheng Ho, jangkar ini digunakan sebagai alat konsentrasi dalam  sembahyang dan semedi. 

5. Gambar Relief

Gambar relief ini menceritakan tentang perjalanan dari Laksamana Agung Cheng Ho  yang merupakan diorama dan juga terdiri dari tiga bahasa yakni Indonesia, Inggris dan  Mandarin.

6. Patung Besar Laksamana Cheng Ho.

Untuk mengingat keagungan dari Laksamana Cheng Ho dan kebaikannya dibangun lah  patung tinggi yang menjulang untuk memperlihatkan kehebatan beliau.

Dari faktor penarik wisatawan tersebut dapat kita lihat bahwa motivasi dari pengunjung  mengunjungi kelenteng Sam Poo Kong adalah warisan budaya dan juga kesejarahan dari kelenteng  tersebut. Walau dapat kita lihat bahwa sumber kesejarahan dari legenda Laksamana Agung Cheng  Ho belum terkuak kebenarannya, namun cerita tersebut dapat mengikat wisatawan untuk  berkunjung ke kelenteng Sam Poo Kong ini.

Namun faktor daya tarik ini disayangkan harus mengalami penurunan akibat adanya pandemi covid-19 yang mengharuskan warga berdiamdiri dirumah. Sam poo kong pula yang merupakan wisata berbasis sejarah, budaya dan religi ini harus mengalami pengosongan dan penurunan derastis selama pandemi. Hal ini dikarenakan pembatasan kapasitas pengunjung yang harus diberlakukan oleh pengelola. Selama pandemi covid ini, yayasan Sam Poo Kong membatasi pengunjung per-April 2020 itu sebanyak 50% dari kapasitas. Ini tentu berpengaruh kepada penjualan tiket, pemasukan dari UMKM yang ada didalam kawasan Sam Poo Kong dan juga perayaan sembahyang menurut kepercayaan Tionghoa yang menjadikan Sam Poo Kong kelenteng.

Pencegahan preventive menjadi kunci eksistensi aktivitas pariwisata di masa pandemic. Masyarakat tetap bisa mengunjungi dan menikmati keindahan salah satu destinasi wisata di Kota Semarang tersebut dengan penerapan SOP kesehatan yang ketat. Dengan penerapan 3M, pengunjung bisa tetap berburu foto di spot-spot instagramable yang hampir terdapat di seluruh kuil ini atau menyewa pakaian khas China agar suasana tiongkoknya semakin kental.

Pasca pandemi covid-19 yang sudah mulai melonggar ini, penerapan SOP kesehatan yabng berlangsung selama covid pun masih dilaksanakan dengan mencuci tangan, menggunakan masker dan jaga jarak walaupun kapasitas dari pengunjung sudah tidak diterapkan. Menurut salah satu artikel yang di tulis di website dikatakan bahwa setelah hampir dua tahun vacum selama pandemi, akhirnya festival cheng ho yang merupakan festival tahunan yang diadakan oleh kelenteng Sam Poo Kong bisa kembali diadakan. Festival ini memperingati kedatangan Laksamana Angung Cheng Ho di Kota Semarang, Jawa Tengah. Festival ini juga mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Semarang yaitu Hendra Priadi.

Kepariwisataan Sam Poo Kong pasca pandemi covid-19 ini kembali bisa dijalankan dengan normal salah satu buktinya adalah dengan diadakannya Festival Cheng Ho yang di adakan oleh Kelenteng Sam Poo Kong. Selain itu selama ini juga pengunjung yang mendatangi kelenteng Sam Poo Kong juga mengalami peningkatan baik dari yang berkunjung untuk berwisata ataupun untuk beribadah. Kelenteng Sam Poo Kong juga walaupun sudah mengalami pelonggoran kapasitas pengunjung yang awalnya dibatasi sebanyak 50% sudah tidak dibatasi kembali, namun walaupun demikian SOP kesehatan yang diberlakukan selama pandemi masi tetap dilaksanakan.

Sumber 

Firhanusa, Audrian (2022). Setelah Mandek Selama Pandemi, Kelenteng Sam Poo Kong Mengadakan Festival Cheng Ho ke-617 [online] https://www.ayosemarang.com/semarang-raya/pr-774016444/setelah-mandek-selama-pandemi-kelenteng-sam-poo-kong-gelar-festival-cheng-ho-ke-617

Hartono, Muhammad A. Pengaruh Karakteristik Objek Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung  Para Pengunjung Kelenteng Sam Poo Kong dengan Profil Pengunjung Sebagai Variael  Moderasi. 

Isnan, I D Murtadha. Perubahan Motif Wisata Pada Era Industri 4.0. Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity

Julinto, Edi Nurwahyu. Spirit Pluralisme dalam Klenteng Sam Po Kong Semarang. Jurnal FTIK  USM.

Pandemi Tetap Bisa Berwisata di Sam Poo Kong [online] https://semarangkota.go.id/p/3353/pandemi,_tetap_bisa_berwisata_di_sam_poo_kong_semarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun