Lahir dan besar di tengah keluarga yang tidak mengerti tentang pengolahan sampah tidak menyurutkan niat Dimas dalam menangani keresahan tentang kondisi lingkungannya. Bermodalkan artikel dan teknik dasar pembuatan mesin dari Sekolah Teknik Menengah, Dimas mencoba mempelajari serta mencari solusi dari permasalahan sampah di Indonesia.Â
Meskipun Surabaya adalah kota kelahirannya dan keluarga Dimas berada di sana, Dimas memiliki sedikit kenangan pahit di Kota Pahlawan tersebut. Kini dirinya bertempat tinggal di Kabupaten Badung, Bali. Walaupun sebenarnya domisili asli dari Dimas berada di Dago, Bandung, Jawa Barat.
Dengan pergi dari tempat kelahirannya, Dimas merasa menjadi lebih besar. Pergi dari lingkungan tersebut membuat Dimas merasa lebih banyak mendapatkan dukungan dibandingkan dengan cibiran.Â
"Terkadang kita akan menjadi kerdil ketika kita ada di lingkungan kita. Dan kita akan menjadi besar ketika kita berada di luar lingkungan kita" ujar Dimas.
Keluarga Dimas tidak bisa memberikan support penuh untuk kegiatannya yang mengurusi permasalahan sampah. Dari keluarganya sendiri ingin yang terbaik dan meminta untuk bekerja di kantor atau pabrik. Dengan pribadi yang taat proses, dia meyakinkan keluarganya bahwa hasil yang baik berasal dari prosesnya itu sendiri.
"Di dunia ini tidak ada yang instan, saya sangat mencintai proses sejak kecil. Saya yakin apabila proses itu dijalankan dengan konsistensi. Hasil itulah yang akan didapatkan setelah masa proses itu" ucap Dimas.
Sebelum menjadi seseorang yang gemar mengolah sampah, Dimas memiliki pengalaman sebagai aktivis pada era reformasi. Dirinya berhenti menjadi pejuang perubahan karena Dimas merasa realita kehidupan politik tidak sama seperti yang dibayangkan. Setelah berhenti menjadi aktivis, Dimas sempat menjadi kontraktor lalu beralih menjadi tukang sablon.
Dimas dan kecintaannya pada lingkungan
Tak ada alasan khusus bagi Dimas untuk memulai langkah baru dalam mengurangi sampah plastik di Indonesia. Berkat minat dan kecintaan Dimas terhadap alam yang sudah tertanam pada dirinya sedari kecil membuat Dimas dengan senang hati melakukan hal tersebut.Â
Banyak masyarakat yang selalu memandang rendah kegiatan yang dilakukan Dimas untuk mengatasi permasalahan sampah. Menyusuri sungai dan memunguti sampah adalah kegiatan sehari-harinya selama berbulan-bulan lamanya. Berbagai macam hinaan yang muncul tidak mengurungkan niat baiknya agar masalah tentang sampah plastik bisa terselesaikan.Â
"Aku dibilang orang gila sama masyarakat di sekitar lingkunganku dan ditanya ngapain mungutin sampah, bahkan aku dibilang sampah masyarakat" ucap Dimas.