Mohon tunggu...
Adlina Dalili
Adlina Dalili Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

berdiskusi dan menyuarakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Era Post Truth, Kebohongan yang Dikemas Menjadi Kebenaran.

13 Oktober 2024   08:06 Diperbarui: 13 Oktober 2024   08:22 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era saat ini didampingi serta berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi yang menakjubkan. Saat ini intraksi antar individu hampir tak terbatas oleh ruang dan waktu. Dengan kemajuan teknologi di berbagai aspek terutama kemajuan teknologi digital, arus informasi yang tersedia sangat melimpah, namun kenyataanya saat ini fakta-fakta objektif  yang seharusnya hadir didalamnya tidak lagi menjadi dasar utama dalam membentuk opini publik, yang terpenting saat ini informasi tersebut dapat menjadi daya tarik emosi dan prasangka pribadi pembaca. Pada era ini dimana ketakjubkan Masyarakat  bukan lagi soal esensi tapi eksistensi. Fenomena ini disebut dengan Era Post Truth yang kehadiranya sangat mengancam masyarakat luas.

Lantas bagaimana masa depan peradaban bangsa Indonesia dalam menangani  kondisi yang mengkhawatirkan seperti ini?


Posisi Kebenaran di Era Post-truth

Era post truth ini digambarkan dimana  suatu keadaan memandang kebohongan bisa menyamar menjadi suatu kebenaran dengan cara memainkan emosi masyarakat. 

Post-truth dalam Oxford English Dictionary (2019) didefinisikan sebagai keadaan di mana fakta objektif kurang berpengaruh dalam membentuk debat politik atau opini publik dibandingkan dengan menarik emosi dan keyakinan personal. Post-truth merupakan kondisi/era ketika "fakta-fakta alternatif" menggantikan fakta aktual, dan perasaan memiliki bobot lebih tinggi dari bukti-bukti (McIntyre, 2018, hal. 2).  

Fakta atas suatu fenomena sekarang tidak lagi dipandang sebagai suatu keharusan melainkan hanya sebagai opsi, sejauh informasi tersebut sesuai dengan hati dan minat pembaca maka informasi iu dianggap benar. Batas antara kebenaran fakta dengan kebenaran yang dibuat-buat sudah mulai kabur. Atas hal ini maka masyarakatlah yang akan menjadi korban dari kebohongan-kebohongan belaka. Adapun istilah dalam bahasa Indonesia, hoaks merupakan kata serapan yang sama pengertiannya dengan "berita bohong".

Indonesia saat ini 

Peradaban bangsa kita saat ini masih dalam proses pengadaptasiaan dalam kemajuan informasi digital, tidak dapat dipungkiri kecakapan literasi digital masyarakat Indonesia masih pada kondisi yang memperhatinkan. Hoaks merupakan anak kandung post-truth dengan cara menggunakan narasi yang hiperbola untuk menyulut kebencian, ketegangan, bahkan konflik.

"Angka warga yang terpapar hoaks hampir 60 persen dari jumlah pengguna internet di Indonesia. Setiap tahun ada peningkatan angka kepercayaan hoaks," Ujar pemeriksa  Organisasi Masyarakat Antifitnah Indonesia, Dedy Helsyanto dilansir Antara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun