Bagi kalangan awam pergeseran sangat mungkin dipandang sebagai hal yang mudah, bahkan remeh. Hanya bergeser sedikit dari penemu sebagai pelatih ini. Namun bagi kalangan akademisi hal ini tidaklah semudah itu. Berubah dari mentalitas penemu menjadi pelatih dapat dipandang menurunkan ego dan harga diri dari seorang akademisi dari seorang penemu menjadi hanya pelayan kepentingan para industrialis dan kapitalis. Padahal dipandang dari sisi apapun, mencetak mahasiswa menjadi tenaga terampil sama sekali bukan hal yang hina dan nista, sama mulianya bagi kelangsungan peradaban manusia dengan menemukan hal baru.
Melihat penjelasan di atas sudah selayaknya dunia PT mendengar keluhan dari para stakeholder dari kalangan industri yang sulit mencari tenaga kerja, dari kalangan lulusan yang sulit mencari pekerjaan, dan dari pemerintah yang menghadapi masalah pengangguran. Atau mungkin dunia PT sengaja menunggu praktek Google dan Ernest & Young yang menerima karyawan tanpa ijazah dapat diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya.
Oleh: Adlan Bagus Pradana (Tenaga Pengajar di TEDI SV UGM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H