Mohon tunggu...
Adlan Almilzan Athori
Adlan Almilzan Athori Mohon Tunggu... Penulis - Sekretaris Jenderal OIC Youth Indonesia / Aktivis Muslim

Sekretaris Jenderal OIC Youth Indonesia / Aktivis Muslim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Polemik Kamp Pendidikan Ulang, Menggali Lebih dalam Kasus Uyghur di Xinjiang

9 September 2024   14:28 Diperbarui: 9 September 2024   14:29 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Karakax merupakan salah satu kabupaten yang terletak di selatan Xinjiang, terdapat 4 kamp penahanan atau kamp Pendidikan ulang di wilayah kabupaten Karakax tersebut. Pada awal penangkapan dan penahanan Etnis Uyghur oleh Pemerintah Tiongkok pada tahun 2016, terdapat kurang lebih dua juta orang dikirim ke pusat Pendidikan ulang, atau camp re-education di Karakax. 

Menurut data penangkapan dari pemerintah Tiongkok yang sempat bocor, alasan penangkapan tersebut adalah karena mereka melakukan praktek keagamaan dan kebudayaan mereka secara terang-terangan. Hal tersebut memicu kontra dari masyarakat internasional, yang di mana mereka mengaggap bahwa Tiongkok telah melanggar hak asasi manusia (HAM).

Baru-baru ini, banyak mantan tahanan tersebut mulai angkat bicara. Beberapa dari mantan tahanan kamp tersebut ini mengatakan bahwa mereka ditempatkan di satu sel yang sesak, mereka disiksa secara fisik dan mental, mereka dipekerjakan paksa dan bahkan banyak dari mereka yang mati. Mereka dipaksa untuk bias berbahasa mandarin, dan mereka juga diajari mengenai propaganda partai komunis. 

Pemerintah Tiongkok juga menahan mereka yang mengajukan paspor, mereka yang melakukan ziarah ke Makkah seperti pergi Haji dan Umrah, menahan mereka yang pernah berpergian ke negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah Islam, serta Tiongkok juga menahan mereka yang berhubungan dengan keluarga mereka yang ada diluar negeri. Bahkan, mereka yang memiliki anak yang lebih dari tiga anak pun turut menjadi tahanan pemerintah Tiongkok.


Namun, pemerintah Tiongkok menyangkal pernyataan-pernyataan yang menuduh pemerintah Tiongkok melakukan kekerasan atau tindakan represif terhadap masyarakat etnis Uyghur. Pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa kamp-kamp yang diberitakan merupakan kamp kejuruan dan Pendidikan ulang. Seluruh penghuni kamp, diajarkan mengenai keterampilan kerja untuk meningkatkan peluang kerja peserta. Lalu, pemerintah Tiongkok juga mengklaim bahwa peserta diajarkan mengenai mengatasi radikalisasi, dan mengenai integrase sosial yang dapat membantu integrasi masyarakat Uyghur ke dalam struktur sosial dan ekonomi Tiongkok yang lebih luas.


Namun, kamp ini memiliki arti yang buruk bagi etnis Uyghur sendiri. Mereka sangat merasakan dampak negatif dari kebijakan kamp ini seperti mereka harus terpisah dari keluarga mereka masing-masing, mereka juga merasakan adanya penurunan identitas budaya dan agama Uyghur, masyarakat Uyghur menganggap hal ini menjadi ancaman mengapuskan praktik dan tradisi yang selama ini mereka lakukan. Selain itu, mereka juga sangat merasakan adanya trauma psikologis diantara mereka, banyak masyarakat Uyghur yang merasa tertekan dengan adanya pengawasan, penangkapan dan penahanan, serta tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok terhadap mereka.


Kamp pendidikan Uyghur di Xinjiang, yang diklaim oleh pemerintah Tiongkok sebagai pusat pelatihan dan pendidikan, sering kali ternyata mirip dengan penjara dalam praktiknya. Karena kamp tersebut memberikan dampak buruk yang luar biasa, baik dampak secara fisik maupun psikis, isu Uyghur ini harus mendapatkan dukungan dan respon dari masyarakat internasional dan upaya advokasi harus terus berlanjut untuk mengatasi krisis ini dan mendukung hak-hak Uyghur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun