Pesta demokrasi adalah momen penting dalam kehidupan sebuah negara, di mana warganya berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat.Â
Pada hari pemilihan, diharapkan suasana penuh semangat menyelimuti seluruh negeri dan mencerminkan esensi demokrasi yang memberikan suara kepada setiap warga.
Warga berkumpul di tempat pemungutan suara untuk menyalurkan hak suara mereka. Partisipasi dalam pesta demokrasi bukan hanya tugas, tetapi juga hak yang dijunjung tinggi.
Dalam pemilihan yang akan digelar pada Februari 2024 kali ini tidak hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang menghormati prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan berpendapat, dan keadilan.Â
Semestinya pesta demokrasi dapat menciptakan fondasi kuat bagi sistem politik yang inklusif dan mempromosikan nilai-nilai kewarganegaraan.Â
Seiring berjalannya waktu, pesta demokrasi menjadi tonggak bersejarah yang mengukir jejak perubahan dan pertumbuhan suatu bangsa. Indonesia sebelum menuju pesta tersebut, tentu beragam hal telah terjadi.Â
Berikut adalah salah satu cerita pendek/fiksi yang berjudul "Jokowi Lupa Kacangnya", cerita ini tidak benar-benar terjadi dan hanya sebuah fiktif belaka.
Jokowi Lupa Kacangnya
Pada suatu hari yang cerah di Istana Negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlibat dalam situasi kocak.Â
Saat rapat kabinet, beliau tiba-tiba menyadari bahwa mangkuk kacang yang biasa menjadi teman setianya saat rapat, hilang entah ke mana.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terkenal dengan kecintaannya pada kacang menjadi sangat gelisah.Â
Dia memerintahkan seluruh stafnya untuk mencari kacang itu dengan penuh seriusitas.Â
Ruangan rapat dan bahkan sekitar Istana digeledah tanpa hasil.
Ketika semua orang mulai bingung, seorang ajudan yang cerdik mengingatkan Presiden bahwa dia telah membawa mangkuk kacang itu sendiri dan lupa meletakkannya di samping kursinya.Â
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkekeh kencang, menyadari kelucuan situasi tersebut.
Cerita ini menjadi cerita kecil di Istana Negara, mengingatkan semua orang bahwa bahkan seorang presiden pun bisa lupa kacangnya.Â
Dari hari itu, setiap rapat kabinet diwarnai dengan tawa, dan kacang menjadi simbol keceriaan di tengah-tengah keputusan berat negara.***
Disclaimer: Cerita pendek/fiksi bertajuk Jokowi Lupa Kacangnya ini merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi dan hanya sebuah fiktif belaka, konten ini mempunyai pokok informasi yakni pesta demokrasi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H