Mohon tunggu...
Adi Umar
Adi Umar Mohon Tunggu... -

baru menikah...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hasad dan Dengki

16 Juli 2012   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:55 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dan apa yang menyebabkan mereka menyembunyikan kebenaran,

menentangnya bahkan justru bersemangat untuk menjauhkan orang darinya, kalau bukan karena hasad dan dengki?

“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena hasad yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. ” (QS. Al-Baqarah:109)

Dan apa pula yang menyebabkan kafir Quraisy menolak risalah Muhammad صلى الله عليه وسلم dan mendustakannya, setelah nyata bagi mereka kejujuran dan keluhuran akhlak beliau?

“Dan mereka berkata: “Mengapa Al Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini? ” (QS. Az-Zukhruuf: 31)

Sungguh, orang yang memelihara hasad pasti akan menderita. Sebab, bagaimana pun, ia tetap tidak bisa merebut atau menghilangkan nikmat yang ada pada orang yang ia dengki.

Tatkala ia melihat ada orang yang dianugerahi kecerdasan melebihinya, sempitlah dadanya dan ia ingin kenikmatan itu lenyap darinya.

Tatkala ia mendapati ada orang yang lebih fasih darinya, sesaklah dadanya dan ia berangan-angan kalau kenikmatan itu hilang darinya.

Tatkala ada orang yang diberi kenikmatan berupa harta atau kedudukan yang melebihinya, mendidihlah darahnya dan tercekiklah lehernya, ia berharap kenikmatan itu musnah atau terlepas darinya.

Demikianlah keadaan orang yang hasad, sangat-sangat sengsara.

Selain itu, yang lebih berbahaya lagi, disadari atau tidak, suka atau tidak, orang yang hasad sebenarnya telah menentang Allah atas takdir yang Dia tetapkan atas dirinya dan juga orang lain. Ia seakan-akan protes atas keputusan Allah yang telah melebihkan orang lain atasnya. Seolah-olah ia berkata dalam hatinya, “Ya Allah, kenapa Engkau melebihkan fulan atas saya, padahal saya begini dan begitu?! ”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun