Mohon tunggu...
adi uthama
adi uthama Mohon Tunggu... Guru - Menulis dan membaca

jangan bedakan status sosial.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Mengundang Bencana

9 November 2020   10:00 Diperbarui: 9 November 2020   10:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sampah menjadi hiasan..

Sungai yang dahulu indah..

Kini penuh dengan sampah.

Kemana kata indah...

Tangan yang berbuat dosa..

Tidak mengaku salah..

Tangan yang berdosa, mulut yang mengela.

Kenapa sampah dijadikan hiasan ditepi sungai.

Kenapa tanganmu begitu nista..

Membuang sampah, tidak tahu tempat.

Asal buang layaknya dikamar sendiri.

Begitu hina dirimu yang membuang sampah seenaknya.

Jika mengundang bencana..

Saling menyalahkan, sudah menjadi hal biasa.

Ketika ada bencana masih saling menyalahkan.

Tanpa memperdulikan diri yang begitu berdosa, karena mengundang bencana.

Berhentilah membuang sampah disungai, jangan sampai bencana menyadarkanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun