Mohon tunggu...
adi uthama
adi uthama Mohon Tunggu... Guru - Menulis dan membaca

jangan bedakan status sosial.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Abdi Ilegal

6 November 2020   04:56 Diperbarui: 6 November 2020   05:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi tidak selalu identik dengan kopi..

Langkah kaki, terus mengantar untuk mengabdi..

Setiap pagi, berpacu dengan mentari.

Ku lepas semua harapan yang aku miliki..

Ku tanamkankan semangat layaknya sinar mentari..

Aga aku bisa berguna untuk negeri.

Ku lepas harapan yang aku miliki..

Sebagai komitmen jiwa ini untuk negeri.

Orang yang aku sayangi..

Kini telah pergi..

Sebelum ia pergi, terlebih dahulu menagih janji..

Janji untuk dinikahi dan janji hidup semati..

Maafkan aku yang tidak bisa menepati.

Aku hanyalah seorang abdi, dengan apa aku menikahi.

Aku hanyalah seorang abdi ilegal yang bernodalkan peduli..

Dengan apa aku bisa menafkahi..

Keadaan tidak bersalah..

Hanya keinginanku yang bersalah..

Kenapa harus mengabdi..

Hati saya hanya berkata "Peduli"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun