Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ujaran Kebencian dan Kaburnya Masyarakat dalam Memilih di Pilpres 2019

1 Februari 2019   10:47 Diperbarui: 1 Februari 2019   11:06 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilpres 2019 kali ini memang menjadi panggung yang amat panas, jauh berbeda dari pilpres sebelum-sebelumnya. Ini tampak dari kubu oposisi yang dibelakangnya disuport oleh Persatuan Alumni 212 yang mengangkat isu agama, ulama yang dzalimi, dan banyak lagi. Dampak yang dihasilkan tentu saja terbelahnya masyarakat.

Dilapangan memang banyak ulama yang dikasuskan ke polisi, namun kita lihat kembali apa yang membuat itu terjadi. Tidak mungkin ada api tanpa asap. Kita harus jeli dalam melihat kasus, jangan terjebak oleh pendapat-pendapat yang mencoba mempolititsasi keadaan sedangkan penyebab hal itu dapat terjadi kita kabur dalam melihatnya.

Kemudian dalam menerima berita broadcast di aplikasi sosial media juga kita harus dapat mefilternya, lihat sumbernya apakah jelas atau tidak. Sebab dizaman saat ini berita-berita yang tidak bersumber sangat mudah disebar dan tak sedikit pula yang menelan bulat-bulat berita tersebut tanpa ada pemfilteran terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun