Purnama memerah, sedang kau bersandar
tepat di bawah pohon yang rantingnya
hampir tak ada semua.
Kefanaan merayap sepanjang malam,
berpegangan pada sisa-sisa ranting
yang hampir patah. Hidup dalam bayang-bayang
sejarah gelap, kau tampak kelelahan.
Perlahan-lahan kabar tentang mereka
yang hilang muncul, mengalir begitu saja.
Kemesraan yang ditutup-tutupi, dan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!