Mohon tunggu...
Adityarini K.
Adityarini K. Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Senang membaca tulisan dengan berbagai tema, terutama yang berkaitan dengan bahasa dan lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perubahan Iklim dan Penyakit Menular: Bagaimana Pemanasan Global Dapat Meningkatkan Kemunculan Penyakit di Masa Depan?

29 Januari 2021   18:24 Diperbarui: 29 Januari 2021   22:56 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Engin Akyurt/Unsplash.com

Selama tanah mencair, partikel-patikel tanah, material orgaik dan organisme yang terkunci selama ribuan tahun terbawa ke permukaan oleh aliran air. Inilah bagaimana proses pencairan dapat menyebarkan mikroorganisme masa lalu kembali ke dalam lingkungan kita.

Seperti halnya biji tanaman yang dapat bertahan dalam keadaan beku selama ribuan tahun dan dapat tumbuh kembali setelah dihangatkan, begitu juga dengan virus. Pada tahun 2014, ilmuwan berhasil menghidupkan kembali virus Siberia yang berusia kurang lbih 3000 tahun. Virus ini hanya menyerang amoeba, namun puluhan ribu tahun yang lalu mungkin juga ada patogen lain yang menyerang spesies lain yang berada pada rantai makanan yang lebih tinggi.

Neanderthal, mammoth, badak, semuanya jatuh sakit dan banyak yang mati. Virus yang menyebabkan kematian mereka mungkin saja masih ada di tanah dan bisa aktif kembali sewaktu-waktu ketika terjadi pemanasan. Kita tidak tahu ada berapa banyak virus yang bersembunyi di balik permafrost. Namun yang lebih penting dari itu adalah, seberapa bahayakah virus-virus itu.

Pada tahun 2016, seorang anak di Siberia meninggal karena penyakit Anthrax. Sebelumnya, penyakit ini telah menghilang selama kurang lebih 75 tahun. Kasus ini disebabkan oleh mencairnya bangkai yang sudah lama terkubur. Namun, beberapa pakar berpendapat bahwa mungkin hal ini bisa terjadi karena binatang itu masih berada di dalam ibun yang dangkal sehingga masih dapat mencair.

Patogen lain --seperti strain cacar atau influenza yang membunuh puluhan juta orang pada tahun 1917-1918- mungkin juga masih ada di daerah sub-Arctic, hanya saja sekarang patogen-patogen ini mungkin masih dalam keadaan nonaktif. Dengan adanya eksploitasi industri terhadap Arktic, kita sebenarnya juga tengah menghadapi risiko munculnya kembali patogen-patogen ini jika terjadi pencairan.

Sekalipun seandainya kehidupan kembali bakteri atau virus kuno akibat pemanasan global hanyalah spekulasi, kita tetap perlu waspada karena sejauh ini perubahan iklim telah terbukti mendorong penyebaran penyakit menular yang membunuh sekitar setengah juta orang per tahun, termasuk di antaranya penyakit malaria, demam berdarah, chikungunya, dan zika. Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terburuk di masa depan, kita masih memiliki waktu untuk menjaga alam dan memperbaiki pola hidup yang ramah lingkungan. Menjaga keragaman hayati dan kelestarian alam adalah investasi terbesar untuk keselamatan hidup kita dan anak cucu kita di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun