Mohon tunggu...
Samuel Aditya Eko Putranto
Samuel Aditya Eko Putranto Mohon Tunggu... -

Pemerhati sosial, individu maupun kelompok. Bengkel Kejiwaan\r\n \r\nMahasiswa Psikologi Sanata Dharma

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Genggam Garam

13 April 2017   13:54 Diperbarui: 13 April 2017   23:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menunggu namun tak pernah datang

Aku yang berselimut dalam gelapnya malam

Teguh Menjejaki lautan bintang

Menghirup aroma tanah yang kian tak berupa

Petang segera hilang dalam kelam

Merindukan hadirnya yang tersayang

Jauh yang dirasa

Bagai garam yang larut dalam kebimbangan

Kini ia bersujud dalam kerinduan sang perantau

Genggam garam yang kurasa

Tak memadamkan arang ilalang

Tetap berdiri  meski terinjak

Karena Tuhan tidak akan Hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun